53. Satu Langkah Lagi

9.2K 830 111
                                    

BUAT YANG BELUM GABUNG KE GRUP 'ACHA' YOK GABUNG SEKARANG!

Happy Reading 💚
###

Acha itu polos, sifat dan sikapnya masih seperti anak-anak. Senyumnya yang manis membuat siapa saja terpesona melihatnya. Leo contohnya.

Tak bosan-bosannya dia memandang wajah Acha, bibirnya menyunggingkan senyum tipis. Tawa kecil menghiasi wajah datarnya.

"Acha kaya anak kecil," celetuk Sean.

"Dia emang anak kecil, bocil kesayangannya abang gue."

Leo menoleh pada Sean dan Leon, "Hm," dia kembali menatap lurus ke depan.

Mereka tengah duduk dibawah pohon yang berada di dekat lapangan, mereka tengah melihat sekumpulan orang yang tengah berkumpul di lapangan. Tengah olahraga.

"Acha beruntung, dia punya teman sekelas yang sayang sama dia."

Leon mengangguk menyetujui ucapan Gio, "Dia orangnya ceria, banyak yang suka sama dia. Dia baik, gak heran kalo banyak yang suka."

"Le," Gio menatap Leo, "Apa yang lo suka dari Acha?"

"Banyak," jawab Leo tanpa menatap Gio, dia masih sibuk memandangi Acha yang tengah duduk di pinggiran lapangan memperhatikan teman sekelasnya yang tengah berolahraga.

"Bisa jelasin apa aja?" ucap Sean.

Leo menggeleng, "Gak."

Sean berdecak sebal, "Gak asikk lo padahal gue mau tahu! Heran, kok bisa ya Acha tahan sama lo yang dingin?"

"Mereka berdua itu udah saling cinta, gak usah heran kalo Acha bisa tahan sama abang yang dingin ini. Abang emang dingin, tapi sebenernya dia itu penyayang banget perhatian juga. Pastinya Acha betah lagian juga mereka mungkin emang berjodoh," ujar Leon.

"Kalo lo? Gimana lo sama Akiko?" tanya Sean penasaran.

"Ya enggak gimana-gimana," ucap Leon seadanya.

"Jomblo diantara kita tinggal Gio doang, lo gak laku apa gimana, Gi? Mau gue cariin cewek gak?" ucap Sean.

"Banyak yang suka sama gue, cuma gak ada yang cocok aja."

"Lo mau yang kaya gimana sih, Gi? Banyak cewe cantik, baik, pinter. Lo mau yang model gimana sampe gak ada yang cocok?" tanya Leon.

"Yang tante-tante kali," celetuk Sean.

Gio menatap Sean tajam, "Itu mulut kalo ngomong asal ceplos aja," ujarnya.

"Ya lagian lo mau yang gimana njir?" tanya Sean.

"Vani," ucap Leo tiba-tiba membuat fokus mereka teralihkan menatap cowok dingin itu.

"Maksudnya?" tanya Sean yang tidak mengerti. "Gak ngeh gue, gagal paham ini."

"Yang kaya Vani," ucap Leo memperjelas.

Sean dan Leon menganggukkan kepalanya, mereka menatap Gio dengan tatapan menggoda.

"Cie Gio cieeee," ujar Sean.

"Apa sih lo gak jelas!" ucap Gio menatap Sean kesal.

"Ciee Gio sukanya sama Vani ya? Gue bilangin ke dia ya?"

"Gue gak suka sama Vani bangsat!" sentak Gio.

"Yakin?" tanya Leon.

"Yakin," jawab Gio agak ragu.

Sean menyeringai, "Oke kalo lo gak suka sama Vani, gue mau nembak dia ah. Gue jadiin pacar ke 52 gue," ujarnya.

Mata Gio membulat, dia menatap Sean tajam. "Berani lo jadiin dia pacar, gue bogem muka lo!"

ACHA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang