Satu tahun sudah dia pergi meninggalkan orang-orang tersayangnya, namun bayang-bayangnya masih menghantui mereka yang dia tinggalkan.
Nadio kini dia semakin gila kerja, dia tidak jadi pergi ke Prancis. Dia memilih untuk menetap di tanah kelahirannya, meneruskan bisnis sang Ayah yang berada di sini.
Tujuh bulan yang lalu, kabar buruk kembali menimpa Nadio. Lelaki yang saat ini sudah berusia 22 tahun itu mendapat kabar bahwa kedua orang tuanya depresi, setiap harinya mereka berdua selalu teringat perbuatan keji mereka terhadap Acha hingga akhirnya Rehan dan Sinta depresi.
Semuanya tak mudah bagi Nadio, dia kehilangan kedua adiknya. Orang tuanya yang depresi, dan kini. Dia hanya sendirian.
Rumahnya terasa sepi seperti tidak berpenghuni, di rumahnya ini sekarang hanya ada dia, Bi Iyem dan pak Satpam yang masih setia bekerja disini.
Nadio berdiri menyandarkan tubuhnya pada mobilnya, dia menatap pintu gerbang sekolah SMA Bina Bangsa.
Dia tengah menunggu kekasihnya, hanya tinggal menunggu beberapa menit lagi. Bel pulang sekolah akan berbunyi.
Sembari menunggu dia memainkan ponselnya, menscroll galerinya. Memandang foto kedua adiknya dengan sendu.
"Abang kangen kalian," ujarnya pelan.
"Bang Nad," panggil seseorang.
Nadio mendongak, dia tersenyum saat mendapati kekasihnya sudah berada di hadapannya.
"Eh udah keluar ternyata," ucapnya, "Mau langsung pulang atau jalan-jalan dulu?" tanyanya.
"Ke makam kak Acha ya bang, Vio kangen kak Acha."
Vio? Ya dia Vio adik dari si kembar, yang saat ini telah menjadi pacar Nadio. Tepatnya 3 bulan setelah meninggalnya Acha.
Vio, gadis yang telah membuat Nadio tertarik akan sosoknya. Vio yang selama ini selalu memberinya semangat, yang telah membantunya bangkit dari keterpurukannya.
Mobil Nadio melaju dengan kecepatan sedang, jarak yang mereka tempuh tidak terlalu jauh.
"Kondisi orang tua abang gimana?" tanya Vio, menatap Nadio yang tengah fokus menyetir.
Nadio terdiam sejenak, "Kemarin abang ke sana, Bunda kaya biasa dia selalu teriak-teriak manggil Acha."
"Kalo Ayah..." Nadio menghela nafas, "Dia melakukan percobaan bunuh diri lagi."
Sesak rasanya saat kemarin dia melihat keadaan Rehan setelah mencoba melakukan bunuh diri.
Flashback on
Nadio berjalan menuju sel tahanan di mana ibunya di tahan, di sampingnya ada seorang polisi yang sepertinya sudah akrab dengannya.
"Bunda!" senyum Nadio terulas, matanya menatap sendu tubuh ibunya yang semakin kurus.
Sinta yang berada di dalam tahanan langsung menoleh, menatap Nadio dengan berbinar.
"ABANG! ABANG ADEK KAMU MANA BANG? KENAPA ACHA GAK JENGUK BUNDA?" teriak Sinta.
"ACHA MANA? KEMBALIIN ACHA, DIA ANAK SAYA! KAMU GAK BOLEH AMBIL ACHA!" teriaknya lagi, sembari menunjuk ke polisi yang mengikuti Nadio tadi.
"ABANG LIAT BANG, ITU ADEK KAMU DI BAWA SAMA DIA!"
"BUNDA! ADEK ENGGAK DI SINI, ADEK UDAH MENINGGAL BUN!" teriak Nadio, matanya memerah.
Sinta terdiam mendengarnya, dia yang semula berdiri kini jatuh terduduk menatap kosong ke arah depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACHA [END]
Teen Fiction"Mulai sekarang lo pacar gue!" "Hah?" "Sekarang lo pacar gue!" ucapnya. "Kakak ngomong sama Acha?" tanya Acha . "Iya lah terus sama siapa lagi?" "Jadi, sekarang Acha punya pacar?" tanya Acha. "Wahh, Acha punya pacar," pekik Acha. "Gue, Leonard Ald...