58. Drop

16.6K 1.1K 1K
                                    

SS BAGIAN YANG KALIAN SUKA POST DI INSTASTORY KALIAN, JANGAN LUPA TAG @lanwulan.24 and @wattpadlann Maacih💚

1000 comment aku update!

Happy Reading 💚
###

Keadaan didalam mobil sangat hening, semuanya terdiam dengan pikiran masing-masing.

Hanya ada satu orang yang tertidur, dia Acha. Gadis itu tidur bersandar pada Leo dengan Leo yang mendekap tubuhnya.

Mereka sedang dalam perjalanan pulang, selepas melihat perkembangan pembangunan cafe milik Leo dan Leon. Mereka langsung pulang.

"Acha kecapean kayanya," ujar Alex.

"Iya, Yah. Langsung tidur tuh," Leon menyahut.

"Udah minum obat belum itu bang?" Alex bertanya pada Leo.

Alex dan Morta duduk didepan dengan Morta yang menyetir, sedangkan Leo dan Acha berada di tengah. Leon dan Nadio berada di belakang.

"Udah, Yah."

"Syukurlah," Alex menghela nafas lega.

"Acha sakit?" tanya Morta yang belum mengetahui kondisi Acha.

"Iya, Om. Leukimia," jawab Nadio.

Morta tampak terkejut mendengarnya, "Stadium berapa?"

"Tiga Om," Nadio menjawab dengan lesu.

Raut wajah Morta berubah, sorot mata pria paruh baya itu nampak sendu.

"Ayah sama Bunda kamu udah tahu?"

Nadio menggeleng, "Belum Om, Acha ngelarang kita," ujarnya.

Morta menghela nafasnya, "Setelah masalah ini sudah ditangani oleh pihak polisi, kita kasih tahu orang tua kamu."

"Tapi Om, kalau Acha marah gimana?"

"Kalau itu, biar menjadi urusan Om."

"Kita langsung ke rumah kalian?" tanya Leon pada Nadio.

"Iya," Nadio menjawab.

"Nanti kita langsung kasih buktinya ke polisi atau ke orang tua kalian dulu?" Leon kembali bertanya.

"Ke polisi dulu, biar masalah ini cepat di urus. Takutnya nanti Ibu sama Wira udah tahu tentang ini nanti yang ada mereka malah kabur," ujar Morta.

Mereka semua mengangguk, setelahnya keheningan kembali melanda.

*****

Acha lega, masalah tadi sudah sampai ke pihak polisi. Pihak polisi saat ini tengah mengurus masalah ini, bukti yang mereka tunjukkan sudah cukup kuat untuk menjerat Ani dan Wira ke dalam sel penjara.

Acha menatap langit-langit kamarnya, mereka baru tiba di Jakarta tepat pada pukul 14.13, dari Bogor mereka berangkat pada jam 13.00, melelahkan sekali.

"Adek, sekarang adek yang tenang ya disana. Kak Cha udah ikhlasin adek, pembunuh adek sebentar lagi tertangkap," gumam Acha.

"Adek, kak Cha seneng banget masalah adek udah mau selesai. Berarti penderitaan kak Cha juga udah selesai kan? Sebentar lagi kak Cha dapat kebahagian yang selama ini kak Cha impikan," lanjutnya.

Tak terasa, air matanya menetes. Acha langsung mengusapnya, "Adek disana yang tenang, kak Cha sama bang Dio sayang sama adek."

Acha menutup matanya, dia tertidur. Entahlah, dia merasa sangat lelah tubuhnya pun terasa sakit di beberapa bagian serta kepalanya yang terasa pusing.

ACHA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang