Renjun saat ini tengah memasak tiga bungkus mie instan. Jarinya mengetuk-ngetuk pada meja dapur membuat sebuah irama acak, sambil menunggu mie instan yang ia masak matang.
Tak jauh dari sana, jeno tengah duduk di atas karpet, didepannya sudah ada meja makan kecil sederhana.
Beberapa menit setelahnya renjun datang dengan membawa panci yang didalamnya sudah berisi mie. Asap mengepul yang keluar dari dalam panci membuat perut renjun meronta-ronta.
Dia sudah sangat lapar.
Beberapa lembar mie ia masukan kedalam mangkuk milik jeno, lalu untuk dirinya sendiri renjun memutuskan memakannya langsung didalam panci.
Awalnya semua baik-baik saja, bahkan Jeno makan dengan tenang. Tetapi pemuda Jung itu mempokuskan pandangannya pada Renjun yang tengah memakan mie instan begitu lahap, bahkan wajahnya terlihat berseri-seri.
"Kenapa kau tidak mengunakan mangkuk?" Jeno bertanya setelahnya, membuat renjun menghentikan acara mengunyah nya untuk sesaat bahkan pipi sebelah kirinya terlihat mengembung penuh oleh mie.
Renjun tersenyum simpul. "Kau hanya tidak tau, mie lebih enak jika di santap langsung dari dalam pancinya" setalahnya pemuda yang memiliki marga Nakamoto itu melanjutkan acara makannya yang sempat terganggu.
Membuat jeno menyerit heran untuk beberapa saat sebelum dia kembali memakan mie nya dengan rakus dan menghabiskan nya dalam satu suapan besar. Jeno mendorong panci yang berada di hadapan Renjun ketengah meja membuat renjun memekik tak terima.
"Yak!" Matanya melotot melihat Jeno yang memakan mie bagian miliknya. "Ah sial! Ini milikku" kembali panci tersebut renjun ambil untuk mendekat kearah dirinya.
"Kau curang! Mie mu lebih banyak, sementara kau hanya menyisihkan sedikit untuk diriku" kepala Renjun yang didepan panci Jeno dorong kebelakang, setelahnya jeno mengambil alih tempat Renjun.
Tentu saja renjun tak akan kalah semudah itu. Dia mendorong bahu Jeno untuk sedikit mundur kebelakang, menyisihkan sebagian celah kecil untuk tanganya masuk kedalam panci, mengambil beberapa lembar mie dan memakannya dengan cepat sebelum Jeno menghabiskan semuanya.
Keduanya beradu kecepatan hingga pada untaian mie terakhir kepala mereka terangkat, dengan bibir penuh namun menyisakan satu untaian mie yang seakan menjadi jembatan antara bibir keduanya.
Jeno menatap renjun yang saat ini tengah membeku, sebelum wajahnya bergerak maju untuk memakan untaian mie yang otomatis membuat wajahnya dan Renjun semakin dekat.
Hingga disaat mie instan tersisa sekitar tiga sentimeter, renjun tersedak hingga menyemburkan mie yang belum sempat ia telan tepat pada wajah tampan milik jeno.
Kakinya berlari cepat ke arah dapur untuk mengambil air minum, tenggorokan sakit. Renjun yakin mie instan itu masuk kedalam lubang yang salah.
Sementara Jeno hanya menghela nafas panjang untuk mengontrol emosi miliknya. Pemuda itu harus terbiasa dengan semburan renjun karena si manis tidak memiliki refleks yang bagus.
"Nakamoto sialan!" Tangannya terangkat untuk mengusap sisa-sisa mie yang berada di wajah tampannya. Wajahnya terasa lengket akibat liur renjun yang bercampur dengan mie. "Untuk pertama kalinya ada seseorang yang berani melakukan hal seperti ini padaku!"
Renjun kembali dari dapur dengan berkacak pinggang. "APA YANG KAU LAKUKAN?! ITU TADI HAMPIR MEMBUNUHKU!!" Pemuda itu berteriak kencang, lalu mengangkat salah satu kakinya ke atas meja makan— menatap jeno dengan garang. Sementara Jeno hanya mengacak rambutnya frustasi seharusnya dia yang marah bukan Renjun!
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Married | Noren
Fanfiction[Completed✓] ❝Menikah di usia muda, merupakan perjalanan cinta bersama dia❞ Start: 8 Agustus 2021 Fin : 7 November 2023 ©Tykoo57