19. You Don't Like It?

3K 498 83
                                    

Jeno mengerutkan keningnya disaat melihat yuta yang malam-malam begini datang kerumahnya, ada apa?

Jeno saja sampai berlari untuk membukakan pintu tadi karena yuta mengendor nya dengan keras.


"Uumm.. a-ayah?" Jeno berucap kaku, selebihnya dia belum terbiasa memanggil yuta dengan sebutan ayah. Tetapi jika memanggil paman kan tidak mungkin. Kita kesampingkan mengenai Jeno yang belum terbiasa dengan panggilannya, karena yang Jeno lihat saat ini adalah wajah Yuta yang khawatir.



"Apa Renjun sudah pulang?"


Jika boleh Jeno ingin mengadukan Renjun pada yuta, sebab sudah malam tetapi Renjun masih berkeliaran di luar. Jeno bahkan tidak tau dimana bocah itu berada saat ini.


"Dia belum pulang. Memang ada apa?" Tanya Jeno saat melihat wajah Yuta yang semakin di penuhi rasa khawatir.



"Ya Tuhan, dimana anak itu" gumamnya kemudian menatap jeno yang memasang tampang meminta penjelasan. "Sebenarnya Renjun dan ibunya tadi bertengkar, karena masalah nilai. Entah kenapa winwin begitu posesif pada nilai— dan Renjun pergi begitu saja. Aku benar-benar khawatir sekarang"



Yuta begitu khawatir pada anaknya sehingga rela pergi kerumah Jeno untuk mengecek apakah Renjun sudah pulang atau belum, Jeno pikir yuta adalah ayah yang sangat baik.



"Ayah tenang saja aku akan mencarinya. Dan disaat aku menemukan Renjun, aku akan membawanya kehadapan ayah. Setelah itu ayah bebas memarahi Renjun karena sudah membuat ayah khawatir!" Yuta menahan tangan jeno yang hendak pergi menaiki motornya, setelah pemuda itu memakai jaket dan mengambil kunci motor.




Yuta menggeleng. "Tidak nak, jangan memarahinya, Renjun adalah permataku, kesayanganku, dan segalanya bagiku. Aku bahkan tidak pernah membentaknya ketika dia melakukan kesalahan, aku benar-benar menyayangi nya. Jadi ketika kau sudah menemukan Renjun— tolong jangan memarahinya. Biarkan pikirannya tenang terlebih dahulu atau jika Renjun menangis tolong hibur dia, aku mempercayakan permataku padamu. Aku tau kau anak yang baik"





Tidak, ternyata yuta bukan hanya seorang ayah yang baik. Tetapi dia adalah ayah yang sangat menyayangi anaknya hingga memperlakukan Renjun layaknya permata berharga yang Tuhan beri khusus untuk nya.


"Renjun pasti beruntung karena memiliki ayah sepertimu."


"Kau salah, justru aku yang merasa beruntung karena memiliki anak seperti Renjun; anakku itu adalah pemuda manis yang ceria serta baik. Dia begitu lugu sehingga aku selalu takut kalau dunia luar menyakitinya, tetapi aku pikir ketakutan ku tidak berarti lagi sekarang, karena Renjun beruntung memiliki suami seperti dirimu" kalimat terakhir terdengar begitu menggelikan saat yuta mengucapkan kata suami yang bahkan Jeno sendiri pun tidak menjalankan perannya sebagai seorang suami.



Yuta begitu percaya kalau Jeno bisa membahagiakan Renjun, sedangkan kemarin saja jeno bahkan menyakiti Renjun dengan perkataannya.




Jeno pikir yuta menaruh harapan yang salah, dengan menaruh harapan besar pada Jeno.






























•🐶 Young Married 🦊



























Renjun masih menangis di pelukan Jaemin, sukur lah yang menemukannya adalah Jaemin dan bukanya jeno— Renjun tidak tau harus bersaksi seperti apa jika Jeno yang menemukannya.



Sementara Jaemin sedari tadi hanya diam, membiarkan Renjun menangis sepuasnya dalam pelukan hangatnya. Jaemin yang memang tidak memiliki bakat untuk menenangkan seseorang lewat perkataan hanya bisa mengusap punggung yang bergetar itu.



Young Married | NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang