Malam Minggu!
Renjun berjalan cepat keluar dari kamarnya dengan stelan rapih yang terkesan manis.
Anak itu mengunakan Hoodie berwarna kuning cerah serta celana jeans hitam yang membentuk kaki-kaki nya. Apa boleh buat Renjun hanya memiliki baju seperti ini husk...
Renjun sempat berhenti sejenak disaat dirinya melewati cermin yang menggantung di dinding. Anak itu membenarkan letak poninya sebentar serta mengelus pinggiran bibirnya pelan untuk menghilangkan noda yang barang kali tertinggal.
Jeno yang sedari tadi duduk di sofa sambil memainkan ponsel berhenti sejenak untuk memperhatikan Renjun yang sudah sangat rapih, salah satu alis pemuda itu terangkat. "Kau mau kemana?"
"Kencan~" jawab renjun ceria.
Lagi. Jeno Sekarang mengerutkan keningnya disaat melihat bibir renjun yang terlihat sedikit lebih merah dari biasanya. "Kau memakai pewarna bibir?"
"Iya" renjun kembali menjawab, kemudian berjalan ke arah jeno. "Agar bibirku tidak kering. Bagaimana? Apa warnanya terlalu merah?" Kali ini giliran renjun yang bertanya tepat di hadapan jeno dia memajukan bibirnya lalu membuka-tutupnya secara perlahan dan berulang.
Terlihat seperti hendak menggoda namun niat renjun tentu saja tak seperti itu.
"Apa-apaan itu!" Pekik Jeno sambil mendorong bibir renjun agar sedikit menjauh dari hadapannya. "Kau ingin pergi berkencan atau bercinta dengan om-om di pinggir jalan?" Katanya dengan sorot mata yang tak suka.
Namun renjun hanya berdecak menanggapi Jeno. "Ini kencan pertamaku. Lalu apa salahnya jika aku sedikit merias wajah. Sudah lah berbicara denganmu memang tidak ada gunanya!"
Renjun memandang Jeno sejenak. Tumben sekali pemuda itu hanya memakai kaos oblong serta celana pendek, sedangkan ini malam Minggu apa Jeno tak pergi keluar bersama pacarnya?
"Kau tidak pergi kencang dengan pacarmu?"
"Tentu saja aku pergi! Ini masih terlalu awal untuk pergi berkencan, aku akan berangkat tepat jam 9 malam" jawab Jeno acuh, ia kembali sibuk dengan ponselnya.
"Awas saja jika kau mengunakan uang hasil kerja keras kita kemarin untuk berkencan dengan pacarmu!" Renjun yang baru teringat akan hal itu. Jadi dengan cepat dia memperingati jeno yang hanya membalas dengan delikan tak suka.
"Bawel! Tidak akan!"
Kalimat itu yang mengakhiri perbincangan di antara keduanya. Disaat itu pula suara kendaraan bermotor terdengar di perkarangan rumah.
"Kau memberitahukan dia alamat rumah kita?" Tanya Jeno panik.
"Iya. Ku pikir tidak masalah, dia bukan pelajar dari sekolah kita" jawab renjun santai sambil memakai sepatu nya disaat nada dering telepon terdengar. Jaemin menelponnya.
"Bodoh! Awas saja jika rahasia kita yang sudah menikah sampai terbongkar, semua ini salahmu!"
"Sudah aku bilang, itu tidak akan terjadi"
Renjun memilih pergi dari hadapan jeno dan menghampiri Jaemin yang sudah menunggunya di depan gerbang rumah.
Sementara pemuda Jung hendak bersiap untuk mandi sebelum dia merasa kalau sedari tadi tak terdengar suara kenalpot bermotor.
Apa mereka belum berangkat?
Pemuda itu bertanya-tanya, untuk memuaskan rasa penasarannya Jeno sedikit mengintip melalui jendela yang gordengnya ia buka sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Married | Noren
Fanfiction[Completed✓] ❝Menikah di usia muda, merupakan perjalanan cinta bersama dia❞ Start: 8 Agustus 2021 Fin : 7 November 2023 ©Tykoo57