16. Teman Jeno

2.9K 476 80
                                    

Jika di tanya apa Jeno masih peduli dengan hubungan Renjun dan Jaemin, maka jawabannya adalah IYA!


Berulang kali Jeno berusaha tidak peduli, acuh dan lain sebagainya tetapi tidak bisa. Seakan ada magnet dalam diri Jeno yang menarik ke arah mereka disaat keduanya tengah bersama.



Pemuda Jung menatap lembar soal di hadapannya dengan pandangan kosong, tangannya pun sedari tadi hanya memegang pena tanpa berniat menggerakkannya. Pikiran Jeno tengah melayang pada beberapa kejadian lalu yang dia alami.



Kenapa pula Jeno harus selalu hilang kendali jika berhadapan dengan Jaemin. Dan apa bila Renjun dekat dengan orang lain selain Jaemin, apa reaksi Jeno masih sama peduli? Semisal melarang pemuda manis itu untuk berkencan?


Seharusnya Jeno lebih khawatir jika Jaemin kembali untuk menghancurkan hubungannya dengan karina, bukan malah khawatir pada Renjun yang tidak tau apapun tentang mereka.



Tapi kenapa Jaemin menggunakan Renjun untuk memancing nya? Memangnya apa istimewa anak itu sehingga Jeno akan terpancing oleh permainan Jaemin yang melibatkan Renjun? Dan kenapa Jaemin seyakin itu.


Jeno jadi berpikir apa disini dia yang kurang mengerti tentang dirinya, atau memang Jaemin yang cukup peka akan sekitarnya.


Memikirkannya saja membuat Jeno pusing. Kepalanya menggeleng pelan mencoba pokus pada lembar soal yang harus ia kerjakan karena harus di kumpulkan besok.


Cklek..

Pintu kamar terbuka dengan Renjun yang sudah rapih, anak itu mengambil beberapa lembar uang dari dalam lemari yang membuat Jeno memperhatikannya sedari tadi.


Kening Jeno menyerit. "Kau mau kemana?"


"Jaemin mengajak ku pergi keluar"


Kenapa Jeno lebih benci mendengar nama Jaemin akhir-akhir ini ya. Padahal sebelumnya dia biasa saja.

"Kau tidak mengerjakan tugas sekolah mu? Ini harus di kumpulkan besok!" Jeno menunjuk beberapa lembar soal pada Renjun yang hanya mengangguk.


"Masih banyak waktu, aku akan mengerjakannya setelah pulang." Jawab Renjun santai, dia memakai sepatunya sebagai persiapan akhir.



"Kau ini! Setidaknya jika kau tidak pintar kau harus lebih rajin lagi! Masalahnya disini adalah otak mu kan lambat dalam pelajaran— tidak otak mu memang lambat dalam segala hal!"


Renjun hanya memasang wajah datar mendengar kan ocehan dari Jeno, hanya satu kata yang keluar dari mulut Renjun dan sukses membuat Jeno menghela nafas.

"Hah?"

"Aku lupa jika kau rajin pasti kau akan pintar, bahkan kinerja otakmu saja tak mencukupi ruang untuk itu. Sudah, sudah, jika kau ingin pergi, pergi saja aku tidak peduli!"


"T...tung-gu apa maksud mu? Kenapa kau bereaksi seperti ini!" pekik Renjun meminta penjelasan dari semua perkataan Jeno. Namun Jeno berlagak tak peduli dengan mendorong tubuhnya keluar pintu dan langsung menutup pintu tersebut.


Jika Jeno tak peduli, maka seharusnya dia diam kan saja. Kenapa harus berlagak berlebihan seperti itu? Bukan kah jika sikap berlebihan seperti itu tandanya kalau ia peduli?



Tentu saja Jeno peduli!


Buktinya pemuda Jung itu melesat untuk berganti baju setelah beberapa menit Renjun pergi dengan Jaemin.


Satu hal yang tak pernah Jeno bayangkan kalau dia akan melakukan hal serendah ini. Menguntit!



























Young Married | NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang