47. Majikan Dan Para Babu

2.1K 273 54
                                    

Tingtong!

Bel rumah yang di tekan terus menerus mengganggu tidur Renjun yang nyenyak. Dia mengerang sebentar sebelum membuka mata untuk melihat dunia. Hal pertama yang Renjun lihat adalah plafon rumahnya yang di cat putih, kemudian ia sadar kalau tubuhnya terasa berat dengan nafas sesak.

Menyingkirkan kaki Jeno yang menindihnya kurang ajar! Renjun terbangun dengan kepala pusing bukan main. Di tatapnya ruangan ini dengan Lamat, kacau-berantakan.


Renjun kira dia tidur di dalam kamar setelah aksi mabuk-mabukan itu namun nyatanya tidak. Mereka semua tidur di atas karpet dengan posisi yang sudah tidak bisa di jelaskan.

"Bisa-bisanya mereka tidur tanpa terganggu bel yang terus berbunyi!" Ingin rasanya memaki karena hanya dirinya saja yang terganggu disini. Apalagi ketika menatap Hyunjin, Renjun rasanya ingin menendang wajah tampannya itu!

Tingtong!


"Iya sebentar." Maka dengan langkah tertatih, Renjun berdiri untuk menggapai pintu yang ternyata tidak di kunci sama sekali, jika kemarin malam ada pencuri yang masuk ingin dia katai mampus!

Alisnya menyerit heran ketika melihat punggung seorang pria dengan seragam dan topi. "Siapa?"

Pria itu berbalik sambil tersenyum tampan. "Hallo.. aku datang dari kantor pos."

Renjun memandang pria itu datar, tangannya terangkat menyuruh pria itu untuk berputar arah. "Aku tidak memesan paket! Pagi-pagi sudah menganggu tidurku!" Gerutunya sebal.

Tidak merasa tersinggung telah di usir oleh Renjun, petugas kantor pos itu malah menyerit heran. "Pagi? Maaf.. Tapi ini sudah siang."


"Benarkah? Pukul berada sekarang?"


"Pukul 2 siang." Pria itu menjawab dengan senyuman tampannya.

Renjun memukul kepalanya, selama itu kah dia tidur?


"Aku kemari untuk mengantarkan surat." Petugas kantor pos menyodorkan sebuah amplop berwarna putih pada Renjun.

"Untukku?" Pertanyaan konyol, sudah jelas namanya yang tercantum di sana.


"Kau yang bernama Nakamoto Renjun benar?" Petugas pos bertanya untuk memastikan.


Renjun mengangguk singkat, matanya menjelajahi amplop tersebut tanpa berniat membukanya. "Siapa yang mengirimkannya? Aku tidak pernah mendapat hal semacam ini sebelumnya." Renjun menjadi ragu untuk membukanya, siapa tahu isinya adalah bom.


Petugas kantor pos itu kembali mengecek data sang pengirim. "Oh ini di kirim oleh layanan masyarakat."

"Pemerintah maksudmu?"

"Emm.. mungkin?" Petugas itu malah terkesan bertanya ketimbang menjawab. Dia tidak yakin, juga kurang tahu menahun soal ini.

Renjun mencoba berpikir sejenak. "Jika pemerintah kita ambil dari tingkatan yang paling tinggi." Otak kecilnya di paksa untuk berpikir, namun seketika matanya membelak. "APA MUNGKIN INI DARI PRESIDEN?"

Petugas kantor pos itu langsung menutup mulutnya yang terbuka mengunakan telapak tangan karena terkejut. "Kau mendapat surat dari presiden? Luar biasa!"

Entah lah siapa yang bodoh disini.


Renjun menatap kagum surat tersebut setelah menyampaikan opini kurang masuk akal itu. Tapi seketika dia menjadi takut untuk membukanya. "Tapi.. untuk apa presiden mengirimkan surat padaku?" Tanyanya pada petugas kantor pos.


Young Married | NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang