42. Inap

2.4K 400 73
                                    



Jeno membuka helmnya setelah turun dari motor, tanpa melirik atau sekedar bertanya lagi pada Renjun dia berjalan menuju teras rumah.







"Jeno." panggil nya pelan, Semakin di pikirkan semakin Renjun merasa bersalah karena sudah berbohong, meskipun besar kemungkinan Jeno tidak tahu.






"Ya?" Pemuda Jung hanya berbalik tanpa berniat menghampiri.








Saat itu pula Renjun menghela nafas sebelum memulai bicara. "Bukan hanya Haechan, tapi aku juga menemui Jaemin." Bibir bawahnya Renjun gigit saking gugupnya ketika melihat reaksi Jeno yang hanya terdiam di tempat dia berdiri.







Hingga beberapa detik lamanya.. Jeno mengangguk kan kepalanya pelan walau terkesan sedikit kaku. "Aku tahu."







Ternyata Jeno tahu, dan itu yang membuat Renjun semakin merasa risau.







"Kau marah?" Kembali suara Renjun menghentikan langkahnya.






Kali ini Jeno menampilkan tatapan datarnya. "Tidak. Aku tidak marah."






Renjun tidak tahan dengan semua ini, sikap Jeno dan ucapannya berbanding terbalik, mungkin Renjun akan sedikit lega jika Jeno berteriak dan memarahinya! Tapi sekarang pemuda itu bersikap seolah-olah dia adalah manusia paling sabar dalam memendam amarahnya.






"Jung Jeno!" Renjun menarik tangan Jeno agar menghadapnya. "Jangan berbohong! Kau tidak marah tapi kau mendiamkan ku! Kau menyebut ini bukan kemarahan?"







"Aku tidak marah, aku hanya kecewa!" Balas Jeno, nadanya tadi sedikit meninggi karena Renjun yang memancingnya. "Aku sudah berbaik hati dengan bersiap seolah tidak mengetahui apapun. Seharusnya kau menerima itu! Kau bersyukur akan hal itu! Tapi lihat, apa yang kau lakukan? Kau terus bertanya, dan memancing kemarahan ku!"




"Kau pikir aku akan tetap diam disaat melihat sikapmu yang seperti ini? Kau membuatku semakin merasa bersalah."






Jeno mengusap wajahnya kasar ketika melihat mata Renjun yang mulai berkaca-kaca. "Aku tidak marah, aku hanya kecewa."


"Itu sama saja Jung Jeno!"






"Jelas itu berbeda Renjun. Kemarahan dan rasa kecewa itu berbeda, dan posisiku disini aku hanya kecewa.." Jeno menjeda ketika serasa tak mampu harus menjelaskan semua ini. "Aku kecewa karena disaat aku memintamu untuk tak lagi berhubungan dengan Jaemin, kau malah menemuinya. Kau membuatku bertanya pada diriku sendiri, untuk apa ada aku disini jika kau terus menemuinya? Jujur saja kejadian lalu disaat kau meminta bantuan pada Jaemin bahwa kau membutuhkan pekerjaan, aku tidak bisa menerima hal itu. Aku tahu, aku ini tidak berguna! Tapi melihatmu yang bergantung pada orang lain.. aku merasa terluka."






Renjun tahu sikapnya kali ini membuat Jeno merasa tidak di hargai, meskipun dia bisa melakukan semuanya seorang diri sebagai seorang yang memiliki ikatan hubungan dengannya Jeno pasti akan terluka karena dia merasa tidak berguna.






Renjun juga merasa sedikit bersalah karena mengungkit masalah yang sebenarnya ia ciptakan sendiri, dan tadi Jeno dengan kemuliaan hatinya bersikap kalau semuanya baik-baik saja, tidak ada yang terjadi.






"Aku tidak marah padamu, aku tidak mendiamkan mu, aku hanya membutuhkan ruang.." Jeno melanjutkan ucpaanya. "Ruang untuk berpikir dengan jernih kalau kau memiliki alasan atas semua sikapmu ini. Sebab itu aku memilih diam Renjun tapi kau malah memancingnya, dan aku pun menjadi kesal."




Young Married | NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang