•Renjun's point of view

920 89 14
                                    

Mari aku ajak untuk bercerita sedikit tentang kisah ku yang mundur beberapa tahun kebelakang, hari dimana aku belum bertemu dengan seseorang yang saat ini ada di jalan yang sama denganku; Jung Jeno lebih tepatnya.


Sama seperti anak kecil yang lainnya, aku juga punya banyak mimpi saat itu. Tapi ada satu impian yang hingga saat ini ku pertahankan dan mungkin aku serius ingin mencapai nya.




"Wahhh... Terimakasih banyak kakek, kau terlihat seperti pahlawan super!"


"Ya ampun, ucapan mu begitu manis bocah."


Usakan pelan kudapat saat itu, dengan langkah riang aku menyusuri jalan pulang sambil menjinjing satu kantung penuh dengan kue kering pemberian kakek pemilik toko kue yang setiap hari ku kunjungi.


Saat itu aku kecil berpikir, mungkin akan menyenangkan jika suatu saat nanti aku bisa membuat seseorang merasa bahagia lewat sesuatu yang ku buat dengan tanganku sendiri, sama seperti kue kering milik kakek yang di buat dengan cinta, aku ingin mengikuti jejaknya yang mulia.





Maka ketika guru bertanya apa cita-cita kami saat duduk di bangku sekolah dasar, aku dengan semangat mengacungkan tangan. "Aku ingin menjadi chef!!!"



























•🐶 Young Married 🦊





































Hari-hari aku tumbuh semakin besar. Dan ada hari dimana ibu memarahiku karena nilai ku yang terus turun.




"Bukankah sudah ibu bilang? Berhenti menonton acara tidak berguna seperti itu! Kau jadi lupa waktu dan belajar, itu sebabnya nilaimu terus turun! Jika terus seperti ini kau akan sulit mencari sekolah menengah pertama!"




Dengan kepala tertunduk lesu aku hanya bisa menatap punggung ibu yang berjalan menjauh setelah memarahiku. Apa salahnya jika aku menonton banyak acara memasak? Aku suka melihatnya.


"Shhh... Renjun shhh... Renjun kemari!"



Suara bisikan samar terdengar, saat aku menengok ternyata ada ayah yang tengah bersembunyi di balik tembok dengan tangan yang melambai-lambai ke arahku, seolah menyuruhku untuk berjalan mendekat ke arahnya.



Ayah melihat situasi terlebih dahulu, setelah merasa aman dia berjongkok di hadapan ku agar tinggi kami sejajar. Dari balik punggungnya dia mengeluarkan sebuah buku dan memberinya padaku.





"Resep-resep masakan, cara membuat-" kepalaku mendongak, seolah bertanya untuk apa? Pada ayah.


Ayah hanya tersenyum lembut, kedua tangannya mengepal di udara, seperti mengumpulkan tekad. "Bukankah jika ingin menjadi chef yang hebat kau harus menguasai beberapa menu masakan? Ayah belikan buku resep ini sengaja buatmu, pelajari hingga suatu saat nanti kau memiliki kesempatan untuk mewujudkannya."




Aku hanya bisa diam saat ayah mengusap surai ku dengan senyuman lembut nya yang masih tertampang. "Jangan khawatiran apapun. Ayah akan selalu ada di samping mu untuk mendukung semua impianmu itu, okey semangat!"



Tahu apa yang membuat ku merasa menjadi sesuatu yang berharga di dunia ini? Itu semua karena ayah, dia selalu ada untuk mendukung ku bahkan disaat tidak ada orang yang peduli tentang itu.




Entah yang keberapa kali kukatakan tapi aku selalu bersyukur memiliki ayah seperti nya.
























Young Married | NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang