13. Kekacauan

3.3K 539 32
                                    

Tepat pukul lima pagi. Jeno sudah merasakan tarikan kencang di tubuhnya yang langsung memaksanya untuk terbangun.


Mata pemuda itu langsung terbuka ketika renjun menarik kedua tangannya hingga pada posisi duduk. Sontak saja Jeno yang merasa terkejut menatap Renjun garang.


"Apa masalahmu?"


"Kau harus berangkat ke sekolah sekarang juga!" Ucap renjun dengan gerakan panik.


Jeno melirik jam dinding yang berada di depannya, lalu memasang tampang malas pada Renjun. "Apa kau gila? Ini masih terlalu pagi untuk bersiap-siap pergi sekolah! Masih ada waktu satu jam untuk kembali tidur" setelahnya mata Jeno kembali terpejam dengan tubuh pemuda itu yang berbaring di kasurnya seperti semula.



Menghiraukan Renjun yang sudah bergerak gelisah, ayolah Renjun bahkan baru tidur selama dua jam karena pesan yang Jaemin kirimkan kemarin malam. Renjun bahkan masih menebak apa yang akan Jaemin lakukan pagi ini?


Puluhan pesan yang Renjun kirimkan pada Jaemin tak di baca sama sekali, dan itu yang membuat Renjun panik seketika. Dia sedikit menyesal karena memberikan alamat rumah ini pada Jaemin, jika sampai jumpa besok yang Jaemin maksud adalah untuk menjemputnya kesekolah dan berangkat bersama. Renjun harus membuat Jeno segera pergi dari rumah ini.


"Jeno~ jeno~" Renjun mulai merengek dan itu adalah salah satu hal yang Jeno benci, karena jika Renjun sudah seperti ini pemuda manis itu tak akan berhenti sampai apa yang ia mau terpenuhi. Namun kali ini Jeno memilih untuk tidak mempedulikan rengekan Renjun; pemuda Jung membalikan tubuh untuk membelakangi renjun dan menutupi seluruh tubuhnya mengunakan selimut.



"Jeno!" Tetapi Renjun tetaplah Renjun. Seseorang yang begitu keras kepala!



Renjun bergerak untuk menaiki tubuh Jeno yang terbungkus selimut, berusaha membangunkan Jeno. Bermula dari Renjun yang ikut merentangkan tubuhnya di atas tubuh Jeno dan merengek tepat di telinga pemuda itu bersamaan dengan tangannya yang mencubit hidung Jeno agar Jeno tidak bisa bernafas.




"Jeno~ YAK!" Teriakan renjun menggelegar  dalam ruangan ini disaat Jeno membalikkan tubuhnya sehingga Renjun terjatuh dari atas tubuh Jeno dan tergencet oleh badan Jeno yang bongsor.



"Jeno! J-jeno.. ini be-rat!" pekik Renjun sambil memukuli punggung jeno karena dengan seenak jidatnya Jeno berbaring di atas tubuh Renjun dan menjadikannya kasur.




Merasakan gerakan yang rusuh di bawahnya mau tak mau membuat Jeno terpaksa membuka kedua matanya kembali.



Wajah Renjun yang kesakitan karena Jeno menindihnya tertampang pertama kali di penglihatan pemuda itu. Sontak saja Jeno langsung bangkit dari posisinya yang tengkurap— menindih tubuh renjun.


"HUH..!"



"APA YANG KAU LAKUKAN?" Jeno berteriak panik, tanganya dengan cepat meraba di beberapa bagian tubuh nya. Bajunya masih lengkap— ia bersikap seolah-olah Renjun hendak memperkosanya, padahal sudah jelas sedari tadi tubuhnya yang berada di atas.




Seharusnya disini Renjun yang panik!



"Aku pasti akan menjadi gila sebentar lagi jika setiap hari kau melakukan hal seperti ini!" Ucapnya dramatis, ah.. mungkin penyakit mendramatis Renjun sudah menular pada Jeno.




Renjun tak langsung menjawab, pemuda manis itu memukul dadanya yang sesak degan pelan serta mulutnya yang terbuka untuk meraup udara dengan rakus.



"Cepat pergi mandi!" Titah Renjun dengan nafas yang masih terengah-engah.


"Untuk apa?"


Young Married | NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang