Renjun berulang kali menatap ke arah Doyoung dan Jeno secara bergantian, anak dan ibu itu saat ini tengah bersitegang yang membuat Renjun merasa tak nyaman berada di tengah-tengah mereka. Kemudian pandangannya memperhatikan Jaehyun yang saat ini malah bersantai, pria itu duduk bersandar pada sofa yang Renjun prediksi harganya sangat mahal, lalu Jaehyun menyeruput kopinya dengan santai seakan tak terganggu dengan interaksi anak dan ibu itu, seakan sudah biasa dengan hal ini.
Ya, singkatnya Doyoung tadi memanggil mereka berdua untuk kerumah nya. Rumah besar yang membuat Renjun termangap ketika melihatnya, bahkan sampai saat ini Renjun hanya diam untuk sekedar memperhatikan isi dan setiap penjuru rumah ini.
Jeno menghela nafas mendengarkan omelan dari ibunya, hidungnya ia pijat pelan. "Lihat! Apa yang kau peroleh dari berteman dengan mereka?! Kau pikir ibu tidak akan tahu kalau kedua temanmu itu di skor karena melakukan menganiyayan?"
"Mereka tidak melakukan penganiyayan Bu, mereka berkelahi!" Tekan Jeno yang tak mau kalah. Renjun mengalihkan kembali pandangan nya pada kedua orang itu, lalu bergeser untuk mendekati Jaehyun.
"Ayah kau tidak mau menghentikan mereka? Aku merasa suasana di ruangan ini sudah berubah menjadi mencengkram." Bisiknya pada Jaehyun yang hanya tersenyum santai.
Sang ayah mertua merangkul pundak menantunya. "Kau tenang saja, ini sudah biasa terjadi. Lebih baik kau makan kacang ini, dan perhatikan mereka seolah kau sedang menonton film aksi."
Renjun menerima toples kacang yang Jaehyun berikan. "Apa setelah ini akan ada adegan saling memukul?"
"Ya, terus saja perhatikan." Jaehyun mencomot kacang di dalam toples yang tengah di pegang oleh Renjun.
"Dua lawan satu, apa itu perkelahian yang seimbang menurutmu? Kaki dan tangannya sampai patah, seharusnya Sanha dan Yangyang sudah di keluarkan dari sekolah! Dan kau akan menjadi seperti mereka begitu?!"
"Ya ibu! Aku memang sudah seperti mereka! Seharusnya aku yang ada diposisi mereka! Aku yang seharusnya mematahkan tangan dan kakinya!"
"JUNG JENO!"
Renjun terlonjak kaget ketika Doyoung berteriak kencang, untuk pertama kalinya dia melihat ibu mertuanya marah. Biasanya pria itu hanya akan marah dengan konteks bercanda atau main-main. Renjun lagi-lagi melirik Jaehyun yang masih diam di tempatnya, pria itu malah menggaruk pipinya kikuk. Ayolah film aksi yang di maksud Jaehyun tadi sudah kelewat batas.
"Apa.. serendah itu ibu memandang mereka?" Tanyanya pada Doyoung. "Ibu hanya tidak tahu apa yang di lakukan bajingan itu sehingga sanha dan yangyang berkelahi dengan nya. Dan satu hal lagi ku tekankan bu, mereka berkelahi! Itu sebabnya sanha dan Yangyang terkena skorsing bukan di keluarkan!"
"Tetap saja——
"KARENA PIHAK SEKOLAH TAHU! Mereka tahu kalau itu perkelahian, bajingan itu juga melawan bukan hanya diam! Meskipun ya Sanha dan Yangyang memang bersalah disini karena mereka sudah kelewat batas, tapi ibu.. jika bukan karena mereka, mungkin aku yang sudah menghajar bajingan itu!" Jeno merasa bersalah karena sudah membentak ibunya, karena itu dia memutuskan untuk bersimpuh di hadapan Doyoung lalu memegangnya kedua tangannya.
"Maaf Bu.. selama ini aku tahu ibu hanya khawatir tentang aku, tapi teman-teman ku, mereka tidak seburuk yang ibu pikirkan. Sebaliknya aku merasa beruntung karena memiliki teman seperti mereka, bahkan mereka selalu membantuku tanpa memikirkan apa yang akan terjadi pada diri mereka sendiri." Jeno melirik ke arah Renjun yang membuat si manis langsung menundukkan kepalanya ketika Doyoung juga ikut meliriknya, Renjun mengigit bibir bawahnya merasa tak enak hati sebab masalah ini berawal darinya. Tanpa sengaja Jeno dan Doyoung bertengkar karena dirinya, belum lagi Sanha dan yangyang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Married | Noren
Fanfiction[Completed✓] ❝Menikah di usia muda, merupakan perjalanan cinta bersama dia❞ Start: 8 Agustus 2021 Fin : 7 November 2023 ©Tykoo57