58. Chaos

1.1K 157 32
                                    

Renjun membuka matanya dan menyingkirkan tangan Jeno yang melingkari pinggangnya, membuat sesak. Mengumpulkan ingatan nya tentang semalam sebelum akhirnya tubuhnya tersentak bangkit hanya untuk memeriksa, tapi syukurlah dia bisa bernafas lega saat melihat masih memakai pakaian lengkapnya semalam.




Untungnya tidak ada yang terjadi malam itu.



Kedua tungkainya ia bawa untuk berjalan ke arah cermin besar yang menyatu dengan lemari, menelisik keadaannya sekarang; bibirnya bengkak, juga Renjun harus menghela nafas saat melihat beberapa tanda kemerahan yang menghiasi lehernya begitu jelas.


"Ah... Sialan, kenapa dia harus membuat tanda disini sih!" Tidak apa-apa sih jika ini hari libur, tapi sialnya Renjun harus pergi ke sekolah hari ini dan tidak mungkin kan dia memamerkan tanda yang Jeno buat di tubuhnya itu.



"Jika memakai plester mungkin akan terlihat mencurigakan karena ini bukan hanya satu!" Memikirkan cara bagaimana dia bisa menutupi ini semua, tanpa sadar Jeno yang baru terbangun dari tidurnya langsung berjalan untuk memeluk Renjun dari belakang.


"Sedang apa?" Dia bertanya tanpa rasa bersalah dan malah menumpukan kepalanya di antara pundak Renjun, mengendus leher yang entah sejak kapan menjadi kesukaan bagi Jeno sebelum tangan Renjun menyingkirkan kepalanya.

"Ish! Diam dulu! Kita harus pergi ke sekolah tapi aku tidak bisa pergi dengan tanda-tanda ini di leherku kan?!"

"Kalau begitu kita membolos saja." Kata Jeno begitu mudah, sejujurnya ia tidak perduli sih dengan sekolah hari ini, rasanya Jeno ingin memeluk Renjun selama seharian penuh.

"Mana bisa begitu! Ibu akan memanggang ku jika dia tahu aku selalu membolos!"


Kesal karena Jeno tidak menunjukkan respon apapun Renjun mendorong tubuh Jeno supaya lepas darinya. Dia berjalan sambil menghentak kaki untuk pergi ke kamar mandi.




































•🐶 Young Married 🦊





































"Heh! Kau sudah mengerjakan tugas belum?" Haechan yang baru saja datang langsung menuju bangku Jisung dengan tergesa.

"Sudahlah, hanya beberapa nomber saja sih."

"Tukar dengan punyaku ayo." Dirasa Jisung sudah pasti setuju Haechan langsung mengeluarkan buku miliknya dan menyalin jawaban milik temannya itu.

"Apa-apaan kau baru mengerjakan satu nomber saja." Protesnya pada Haechan yang malah memasang cengiran tanpa dosa. Tanpa banyak bicara lagi Jisung segera menulis jawaban milik Haechan di bukunya, satu pun lumayan lah.

Ketika dua insan itu tengah sibuk. Renjun yang baru saja datang ke dalam kelas berjalan dengan pelan tanpa menimbulkan suara dan langsung saja duduk di bangkunya. Tapi Haechan yang pada dasarnya mata nya tak bisa diam menyadari kedatangan teman tersayangnya itu.


"Hei.. Renjun sudah mengerjakan tugas? Eh? Ada apa dengan dirimu?" Haechan heran tentu saja bagaimana bisa di musim panas ini Renjun malah mengenakan syal dan masker yang pasti akan membuat panas.

Jisung yang mendengar serua Haechan pun segera berbalik untuk melihat apa yang Haechan maksud.

Gugup karena di perhatikan oleh dua orang temannya, Renjun berdehem singkat sebelum mengubah suaranya menjadi sedikit serak.

"Aku sedang tidak enak badan hari ini."

"Malang sekali, kenapa kau tetap pergi ke sekolah? Seharusnya tetap diam saja di rumah. Ingin ku pesankan teh madu di kantin?" Jisung menawarkan bala bantuan untuk temannya yang katanya kurang sehat itu.

Young Married | NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang