41. Shopping

2.7K 375 89
                                    

Hyunjin bersiul disaat Felix melewati nya begitu saja. Untuk kesekian kalinya ketampanan miliknya serasa di abaikan, membuat Hyunjin merasa kesal lantaran hal seperti ini tidak pernah terjadi.





Kakinya bergerak untuk menghadang langkah Felix, lalu berdiri di hadapan pemuda manis itu layaknya raksasa."Lagi? Kau mengabaikan ku lagi? Ayolah.. apa semua orang bagaikan patung di depan mu?"




Felix tidak menjawab, dia tahu Hyunjin sedang memancing agar bisa berbicara dengannya. Merasa di abaikan kembali Hyunjin terkekeh samar.




"Apa begitu sulit bagimu untuk mengucapkan namaku? Hwang Hyunjin! Ayo sebut namaku agar kau bisa--" Perkataan Hyunjin mendadak berhenti ketika netranya tak sengaja melihat gurat kemerahan di leher milik Felix. Tangan Hyunjin tanpa sadar menyingkirkan helaian rambut yang menghalangi untuk memegangnya. "Kau.. dari mana kau mendapat kan luka ini?" Pertanyaan Hyunjin membuat Felix tersadar dari lamunannya, dia menepisnya dengan cepat kemudian berjalan mundur kebelakang.






"Itu bukan urusanmu."




"Apa kau sebuah batu?!" Tanpa sadar Hyunjin sedikit membentak. "Kau terluka dan kau hanya diam? Kau bahkan tidak mengobatinya! Kau mempertanyakan hal itu karena aku orang asing bagimu, begitu? Tentu saja Ini penting bagiku!"






Keduanya sama-sama terdiam untuk meredakan emosi yang tiba-tiba hadir. Felix yang sedari tadi memutuskan kotak matanya dengan Hyunjin, kali ini menatapnya menangtang.






"Bagaimana jika aku mengatakan.. aku mendapatkan luka ini karena ulah mu?"






"A-apa?" Hyunjin tidak mengerti.





Felix terkekeh miris. "Kau yang membuat ku terluka, orang asing saja bisa melukaiku. Maka dari itu, menjauhlah dari diriku. Dasar pengganggu!" Kalimat terakhir sebelum kaki Felix melangkah melewati Hyunjin yang masih terbengong dan pergi dari lapangan sekolahnya. Felix bahkan tidak tahu kenapa Hyunjin terus saja mengintilinya setiap saat, pemuda itu bahkan tidak berasal dari sini.







"Tunggu." Tangannya di cekal sebelum ia bisa melangkah lebih jauh. Hyunjin menengok kebelakang tanpa berbalik badan, membuat Felix menatapnya kesal. "Ikut aku." Maka tanpa banyak kata lagi, dia menarik lengan Felix untuk ikut bersamanya.





"Yak!"























































































•🐶 Young Married 🦊




















































"Kau bilang Hyunjin masuk kantor polisi?" Jeno mengangguk saja sebagai jawaban atas pertanyaan Renjun. Pemuda Jung merasal kesal harus menunggu temannya yang paling brengsek itu di parkiran, disaat matahari terik menyorot ke wajahnya langsung. Jika saja Hyunjin bukan temannya, Jeno mana mau harus menunggu pemuda itu di parkiran bersama motor Hyunjin yang terkunci semalaman disini.






"Wow! Bukan kah itu keren?!" Pekik Renjun dengan bodohnya. Jeno bahkan tidak menemukan dimana titik kerennya saat di tangkap oleh polisi.




"Apa yang bisa di banggakan dari hal itu? Tentu saja tidak ada Renjun!"





"Tapi disaat aku melihat nya di salah satu adegan film, pemuda itu tampak keren disaat polisi menangkap karena membela kebenaran."




Young Married | NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang