53. Determination

1.8K 205 41
                                    

"HAECHANNNN~~~"


Pekikan melengking itu terdengar hingga membuat lamunannya buyar, belum sempat Haechan menengok ke arah sumber suara yang begitu familiar di pendengaran nya, tubuhnya hampir terjengkang kesamping karena pelukan tiba-tiba yang ia dapat.



"Uhhh~~ aku benar-benar merindukan sahabat manis ku ini." Haechan memilih memijat kepalanya yang pusing karena mendengar ocehan Han Jisung.


"Eh.. tapi kenapa wajahmu tidak bersemangat begitu? Apa kau tidak menikmati liburan mu huh?" Pertanyaan beruntun itu di ajukan membuat Haechan sedikit geram mendengar ocehan tak berfaedah dari Jisung.


"Han Jisung bisakah kau mengecilkan sedikit suaramu itu? Aku sedang memikirkan sesuatu yang lebih penting!" Katanya dengan wajah yang terlihat kesal.



"Kenapa orang-orang begitu tempramental ya hari ini" gumamnya sambil bersedekap dada. Melihat Haechan yang sekarang tengah berkutat dengan ponselnya Jisung fi buat penasaran juga khawatir.



Jisung memegang tangan Haechan membuat aktifitas yang di lakukannya berhenti. "Hei.. kenapa? Sesuatu terjadi?" Katanya dengan intonasi lembut, Jisung jarang sekali bersikap seperti ini.


Haechan menatap Jisung sejenak, seakan ragu untuk mengatakan keresahan dalam hatinya namun melihat Jisung yang memasang tampang meyakinkan Haechan pikir tidak masalah memberitahunya, dia sudah mengenal Jisung cukup lama.



"Jisung... Sebenarnya kemarin malam Jaemin menelfon ku."



"Oh benarkah? Dia mengatakan apa?"


"Tidak jelas, terdengar dari suaranya dia sepertinya menangis, Jaemin hanya mengatakan kalau dia sudah melakukan kesalahan. Aku tidak tahu apa itu, dan ketika aku pergi kerumahnya Jaemin tidak ada disana." Haechan kembali melirik pesannya yang tidak di balas.


"Ah... Kau tidak perlu khawatir, Jaemin adalah pemuda yang baik. Dia mungkin hanya bertengkar kecil dan merasa emosional." Haechan hanya memasang senyum getir mendengarnya, Jisung bisa mengatakan semua itu karena dia tidak tahu mengenai Jaemin tapi semoga saja apa yang Jisung katakan benar adanya.




"Eh Renjun... Bagaimana kabarmu? Uhh~~ aku benar-benar merindukan sahabat manisku ini" Mata Haechan mengikuti kemana Jisung melangkah untuk menyambut Renjun yang baru saja memasuki kelas dengan pelukannya.





Namun terhenti karena kedatangan Jeno menyelanya. "Kenapa? Aku pikir masalahnya sudah selesai. Tatap aku jika sedang bicara Renjun!" Auranya terlihat serius bahkan Jisung tak berani menyela dari tempat.





Tak ada pilihan selain menarik tangannya agar berhadapan. "Kali ini apa yang mengganggumu?"



Lagi, Renjun benci ketika dia menjadi pusat perhatian karena Jeno. Di dorongnya dada Jeno pelan membuat jarak antar keduanya.



"Aku tidak ingin membicarakan ini."



"Renjun——" Jeno harus menggantung ucapannya disaat murid yang lain bergegas masuk kedalam kelas karena guru sudah datang.









































•🐶 Young Married 🦊





























"Benarkah?" Dia memasang ekspresi tak percaya sesat sebelum berubah menjadi sebuah tawa renyah.



Temannya menanggapi dengan anggukan pelan. "Tentu saja, aku melihatnya sendiri kalau tadi mereka bertengkar. Humm.. ada rumor yang mengatakan kalau Jung Jeno hanya menjadikannya bahan taruhan, lihatlah sekarang hubungan mereka dalam sekejap berakhir."




Young Married | NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang