43. Hasil

2.9K 366 23
                                    



"Boleh aku minta nomor ponsel mu?"




Felix menutup pintu lokernya sedikit keras lalu menatap Renjun yang berdiri di sampingnya dengan jengah. Sementara Renjun hanya menampilkan senyuman yang terkesan bodoh, dia menjual harga dirinya untuk Hyunjin.





Dengusan nafas kesal di keluarkan. "Tidak." Jawaban singkat dan jelas itu membuat Renjun reflek menutup matanya, pasalnya dia sudah meminta hal itu sedari tadi dengan membuntuti Felix dan dia baru menjawabnya sekarang?



Sebuah penolakan.





"Ayolah... Aku sudah menunggu lama bahkan membuntuti mu, dan kau.. kau menolak ku?"







"Jika kau pintar, kau tidak akan menunggu jawaban yang sudah kau tahu sejak awal bukan? Jadi menyingkir lah dari jalanku!"





Felix berhasil melewati Renjun, namun sekarang pundaknya malah di tahan oleh Haechan yang entah datang dari mana.




"Woah! Hebat sekali, kau se-kasar ini disaat dia hanya meminta nomor ponselmu?" Haechan tertawa remeh di akhir kalimatnya. Pandangannya beralih pada Renjun. "Dan untuk apa kau meminta nomor ponselnya."





"Anu.. itu.." Renjun menggaruk pipinya disaat bingung harus memberikan jawaban apa. "Tentu saja aku ingin berteman dengan nya!"





"Kau ingin berteman dengan orang seperti dia bahkan disaat sudah mempunyai kami sebagai teman?" Seru Jisung yang muncul di belakang Haechan. "Apa kau tidak tahu?Orang ini hanya iri kepadamu karena kau yang berhasil mendapatkan Jeno!" Telunjuknya menunjuk Felix. "Benar kan, kau iri pada Renjun?!"






Mendengar hal itu, sontak saja Felix melepaskan tangan Haechan yang bersarang di pundaknya. Tawa remeh di keluarkan, "Aku memang tidak menyukai kekalahan, tapi aku tidak pernah memaksakan kehendak jika aku sudah kalah. Bahkan hanya untuk pria seperti Jeno, aku tidak menyesal!"





"Siapa yang tahu bukan apa yang ada di dalam hatimu itu?"




"Ya! Haechan benar, dari wajahmu kau adalah orang yang licik!"






Renjun yang melihat aksi saling olok-mengolok teman-temannya dan Felix memutuskan untuk berdiri di tengah mereka, memisahkan.



"Ah.. sudah lah kalian ini, bukan kah akan lebih menyenangkan jika kita semua berteman."




"TIDAK!" Ucap mereka kompak sambil memalingkan wajah. Renjun hanya bisa menahan jeritan melihat hal itu.





"Aku hanya membuang waktu berada disini bersama orang-orang seperti kalian." Felix menerobos pertahanan Haechan dan Jisung yang tadi menghadang jalannya.





Disaat kedua orang itu menatap puas kepergian Felix, berbeda dengan Renjun yang nampak bersedih. "Tapi Felix.. setidaknya berikan aku nomer ponselmu terlebih dahulu huhuh.."





"Ah.. sudah lah kau ini, jangan mencoba berurusan dengan orang seperti dia." Ucap Haechan sambil memukul kepala Renjun mengunakan gulungan kertas yang sedari tadi ia bawa. Dia kemudian membuka kertas itu, dan menghela nafas. "Kau harus nya lebih terpokus pada berita ini."


"Memangnya ada apa?"


"Kiamat sudah dekat Renjun huhuu.." Jisung merengek dengan mencebikan bibirnya, tangannya hendak memeluk Renjun namun malah mendapat dorongan keras.



Young Married | NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang