•Jeno's poin of view

627 71 17
                                    

"Tahun ini Jung Jeno membawa piala lagi?"


"Sungguh sosok manusia yang sempurna ya, sudah tampan, baik, pintar lagi!"

"Beruntung sekali orang yang akan menjadi kekasihnya nanti. Omong-ngomong dia sudah punya pacar belum ya?"


"Mustahil orang setampan Jeno belum memiliki kekasih. Errr, kehidupannya membuat ku iri."

Dalam hidup ada kalanya aku bosan mendengar kalimat berisi pujian yang keluar mengelu-elukan namaku, meskipun tak munafik aku juga banyak menikmatinya.

Disekolah ini memangnya siapa yang tidak mengenal diriku? Jung Jeno si manusia sempurna!

Jika membicarakan tentang prestasi, tidak perlu di tanya lagi. Jika aku pergi untuk mengharumkan nama sekolah, aku tidak pernah pulang dengan kegagalan di tanganku, itu sebabnya mereka bilang aku terlahir dengan segala kesempurnaan yang melekat dalam diriku.

Tapi bagaimana kalau tampang? Tentu saja aku terlahir dengan tampang yang rupawan! Itu sebabnya tak heran jika setengah penghuni sekolah ini mengejarku dengan mati-matian.

"Jeno.. jeno, ah.. syukurlah aku bertemu denganmu disini. Aku dengar kau kembali memenangkan olimpiade mewakili sekolah kita, kau sangat hebat! Jadi terimalah hadiah kecil dariku ini."

"Wah,, terimakasih ya."

Dia bukan perempuan pertama yang memberiku hadian juga pujian hari ini. Aku menerimanya dengan senyuman agar terkesan ramah.

Namun wanita itu tak kunjung pergi malah seolah menyimpan pertanyaan yang terlihat ragu untuk terlontar.

"Ada lagi?"

"Um.. Jeno, aku dengar kalau kau bergabung dengan anak-anak jalanan yang suka melakukan balap liar, apa itu benar?"


Tapi ini adalah berita yang baru pertama kali aku dengar. Keningku sempat berkerut, dalam hati aku bertanya; bagaimana bisa?


"Tapi aku percaya kalau Jeno tidak akan melakukan hal nakal seperti itu. Terlebih lagi Jeno adalah siswa yang berprestasi, seharusnya orang-orang tidak langsung percaya pada kabar yang beredar tak jelas di angkatan kita."

"Oh.. begitu ya." Aku tidak tahu harus merespon seperti apa. Tapi sepertinya wanita di hadapanku ini malah salah mengartikan ekspresi yang ku keluarkan.

"Oh tidak, jangan bersedih Jeno! Aku siap untuk meyakinkan semua orang kalau kau bukan anak seperti itu, tidak mungkin siswa baik-baik seperti mu yang memiliki banyak prestasi untuk sekolah ini melakukan hal bodoh di luar sana seperti balap liar dengan anggota geng!"

Tanpa menunggu jawaban dariku siswa perempuan itu berlari pergi, mungkin untuk memberitahukan teman-temannya kalau rumor tentang ku itu tidaklah benar.

Melihat tingkahnya dan orang-orang disekitar sini membuat ku tanpa sadar mengeluarkan seringai kecil. Betapa lucunya melihat mereka yang seakan-akan amat sangat mengenalku.

Mereka hanya tidak tahu diriku yang sebenarnya.

"Hallo eric, malam ini? Tentu saja. Ada masalah kecil, tapi sepertinya bukan ancaman besar."


Melepas kacamata baca yang selalu aku kenakan, lalu berjalan santai meninggalkan sekolah.




























•🐶 Young Married 🦊


























Di sekolah, semua orang mengenalku sebagai siswa berprestasi yang memiliki wajah tampan, tidak pernah macam-macam, dan juga terlahir dari anak keluarga berada, sungguh kehidupan yang amat sempurna bukan? Maka tak jarang beberapa orang menyebutku terlahir dari sepasang sendok emas.

Young Married | NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang