Bonchap; Prediksi

601 80 31
                                    


Sudah tiga hari tepatnya Renjun mengalami demam yang membuat moodnya naik turun. Berulang kali juga Jeno mengajaknya untuk berobat, tapi Renjun selalu menolak; dia menjadi  agak keras kepala akhir-akhir ini.

Berbeda dari malam-malam kemarin. Kali ini Jeno terbangun karena mendengar suara isak tangis di malam hari. Tubuhnya secara refleks menegang dengan mata yang dia paksa tutup erat, sementara tangannya merayap mencari selimut dan menariknya untuk menutupi seluruh tubuhnya.


Jeno sebenarnya bukan seorang penakut, tapi jika mendengar tangisan di malam hari, siapa yang tidak merasa was-was akan hal itu kan?

Sambil merapalkan beberapa doa, Jeno berusaha untuk mengabaikan suara itu. Tapi semakin lama, suaranya pun terdengar semakin kencang dan nyaring. Akan tetapi, Jeno merasa ada hal janggal.

Dia merasa kenal dengan suara ini.

"Hiks..."

"Ren..?" Bisik Jeno terkaku di dalam selimut.


"Hiks.. hik.. hik.. hueehik.."


Persetan memang jika ada setan. Jeno yakin ini memang suara Renjun, tapi kenapa dia menangis di malam hari ya?

Jeno segera menyibak selimut yang menutupi seluruh tubuhnya, dia takut Renjun kesurupan.

"Ren.. sayang... Bangun!" Tangan Jeno mengguncang tubuh Renjun yang memang sedang menangis di dalam mimpinya.

Renjun bermimpi buruk kah? Kenapa menangis?

Tapi Renjun tak kunjung terbangun dan malah semakin menangis kencang. "Renjun... Sayang bangun sayang.. Ren!" Suara Jeno meninggi, akhirnya Renjun terbangun dengan wajar pucat dan ketakutan.


"Kenapa? Mimpi buruk kah?" Tanya Jeno pelan.

Renjun yang masih terlihat linglung itu, meraih kedua tangan Jeno dengan pipi yang masih di hiasi air mata. "Hyunjin..." Bibirnya bergetar. "Hyu-hyunnjin, ma-mati Jeno!!" Katanya lalu menangis lagi, kali ini meraung-raung.

Kedua alis Jeno menyatu karna kerutan di keningnya. "Mati? Kapan?"


"Tadi Jeno hiks... Ber..berdarah.. banyak hiks.."

"Mimpi?" Jeno bertanya lagi sambil mengusap punggung Renjun yang bergetar dalam pelukannya.


"Hiks! Tidak!!!"


"Iya, itu mimpi sayang. Mana mungkin Hyunjin mati." Setelah mengucapkan kalimat itu, Jeno malah mendapat pukulan kencang di dadanya, refleks dia mengaduh.


Renjun mencengkram baju Jeno erat, sambil merengek. "Hiks! Mau Hyunjin! Mau Hyunjin hueee."

Jujur Jeno kebingungan. Apa Renjun benar-benar kesurupan hah? Kenapa dia bersikeras seperti ini. Rasanya ingin marah, kenapa Renjun malah begitu peduli dengan apa yang terjadi pada Hyunjin di mimpinya.

Tapi kali ini ada sesuatu yang berdeba. Tidak seperti lelucon yang sering Renjun lakukan, Renjun terlihat seperti bersunguh-sunguh kali ini, dan tangisannya bukan sesuatu yang palsu.


"HUEEEE... JENO JAHAT POKOKNYA JENO JAHAT HIKS! AYAHH..."























•🐶 Young Married🦊















Jeno tidak menyangka Renjun bernar-benar mengusirnya dari dalam kamar, Jeno tidak di bolehkan masuk tanpa membawa Hyunjin kehadapannya. Ada apa sih dengan Hyunjin.



Young Married | NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang