Bonchap; Baby

855 85 52
                                    

"Aku ingin mengajukan cuti selama 9 bulan!"

Jaehyun menurunkan berkas yang tengah ia baca, menyimpanya diatas meja asal lalu menatap Jeno dengan pandangan heran. Tiba-tiba sekali Jeno begini?

"Memangnya kau mau kemana? Lama sekali 9 bulan, seperti orang hamil saja." Tanya Jaehyun, pasalnya kemarin-kemarin anaknya ini semangat sekali ketika mulai bekerja, tapi sekarang sudah minta cuti lagi.

"Iya memang benar, istriku kan sedang hamil."

Jaehyun menajamkan tatapannya. "Hamil? Serius?" Bertanya memastikan. "Kenapa tidak memberi tahu ayah ataupun ibu??"

Sementara Jeno malah menggaruk kepalanya. "Perasaan kemarin malam sudah ku beritahu." Otaknya kembali mengingat chatnya yang ia kirimkan pada ibunya. "Iya, aku sudah memberitahu ibu. Itu artinya ibu yang lupa memberitahu pada ayah!"

"Oh bisa jadi." Kata Jaehyun tak ambil pusing. Orang tua itu malah bangkit dari duduknya dan berjalan kedekat Jeno untuk memberi pelukan erat. "Selamat anakku, kau akan segera menjadi ayah!!"


"Terimakasih ayah, jadi aku boleh ambil cuti kan?" Tanya Jeno sekali lagi.


"Tentu saja... tidak boleh." Jawab Jaehyun, dan Jeno ternganga.


"Oh,, ayolah ayah istriku sedang hamil! Itu artinya aku harus menjaganya selama 24 jam nonstop, bagaimana aku bisa menjaganya jika aku harus bekerja?"


Berdehem pelan, Jaehyun pikir Jeno masih belum mengerti ternyata. "Dengarkan aku ya. Menjadi seorang ayah bukan berarti kau bisa berhenti bekerja, itu adalah tanggung jawabmu untuk mencari nafkah sebagai seorang suami. Mau tak mau tanggung jawabmu menjadi semakin besar, disamping kau ingin menjaga istrimu di kehamilannya, kau tidak boleh meninggalkan tugasmu!"


Jaehyun membalikkan tubuh Jeno, menggiringnya kearah pintu keluar. "Jadi sekarang pergilah, lanjutkan pekerjaan mu sampai kau menjadi abu sekalipun. Dan ketika pulang bawakan dia hadiah karena sudah mau mengandung anakmu!"


Dan pintu sudah Jaehyun tutup bahkan sebelum Jeno kembali membuka suara.
















•🐶 🦊



















Lelah. Jeno merasa penat setelah seharian bekerja. Dan juga dia merasa gelisah karena meninggalkan Renjun sendirian dirumah.

Tapi syukurnya sekarang sudah menujukan waktu untuk pulang, Jeno mengemasi barang-barangnya dengan cepat, bergegas menuju bagasi dimana mobilnya terparkir.

Ketika di tengah perjalanan Jeno teringat ucapan ayahnya yang menyuruhnya untuk membelikan hadiah. Hadiah apa yang harus Jeno belikan ya? Akhir-akhir ini Renjun tidak pernah bicara dia sedang menginginkan sesuatu sih. Jadi Jeno putuskan untuk berhenti di toko toserba, dia akan bertanya pada pekerja disana hadiah apa yang cocok untuk orang yang sedang hamil.

Beberapa menit kemudian satu barang empuk dengan ukuran cukup besar Jeno bawa kedalam bagasi mobil. Jeno putuskan untuk membeli bantal khusus untuk orang hamil, itu pasti akan berguna buat Renjun.



Kembali melanjutkan perjalanan hingga akhirnya tiba juga di rumah. Kakinya berjalan cepat, dengan wajahnya sumringah, membuka pintu sambil berkata. "Aku pulang.."


Tapi hening tidak ada yang menyambutnya, mungkinkah Renjun sedang tidur? Tapi tidak, Jeno mendengar sedikit suara keributan dari arah dapur. Segera ia menyusul kesana, takut-takut terjadi sesuatu.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Young Married | NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang