23. Run

2.7K 468 90
                                    

"Jangan gila! Apa otakmu semakin bergeser setiap harinya Han jisung!" Tanpa ragu haechan memaki temannya yang ia pikir sudah tidak waras disini.



Anak itu mengadu kalau Renjun menyukainya, What? Apa dunia sudah gila.


Jisung tidak peduli dengan makian dari haechan, tangannya semakin menggelayuti lengan haechan.

"Bukan aku yang tidak waras tetapi Renjun. Kumohon kali ini saja percaya padaku, dengan jelas tadi Renjun menunjukku. Aku harus bagaimana?"



Haechan terdiam sejenak, selebihnya mereka bingung. Bagaimana mungkin bisa Renjun menyukai jisung, bagaimana dengan persahabatan mereka nantinya.



"Kau sudah memastikannya dengan Renjun?"


"Renjun hanya diam lalu pergi begitu saja haechan! Bukan kah itu menunjukkan kalau dia benar-benar menyukaiku?"


Dengan jelas jisung mengingat Renjun yang pergi begitu saja, Seperti berlari menjauhi jisung, atau mungkin Renjun memang menghindarinya?


Bahkan saat bel pulang Renjun lari terbirit-birit keluar kelas tanpa mengucapkan satu kata pun pada kedua sahabatnya. Ya, haechan dan jisung masih berada di dalam kelas yang sudah sepi, bergosip tentang Renjun.



"Aku seseorang yang begitu perasaan haechan, aku tidak ingin menyakiti hati Renjun dengan menolaknya." Jisung kembali bersuara, kali ini dengan nada yang sedikit pelan. "Meskipun aku sudah mempunyai kekasih, aku siap mengorbankannya demi Renjun— tapi yang membuatku berpikir adalah, haruskah aku yang berubah menjadi dominan atau Renjun?"



Membayangkan hal seperti itu membuat pikiran haechan berdengung, bagaimana ya— jisung dan Renjun kan satu spesies mana mungkin mereka bisa bersama.




"Kalau begitu kenapa tidak saling bergilir saja" haechan menjawab dengan asal, membuat jisung berpikir untuk mempertimbangkan.



Larut dalam pikiran masing-masing, keduanya mengalihkan pandangan ketika mendengar suara sepatu yang beradu dengan lantai menuju ke arah mereka.


Kepala Renjun menyembul dari balik pintu, Renjun terlihat bernafas lega ketika hanya menemukan kedua temannya di dalam kelas.



Membuat haechan dan jisung kembali berpikir, kenapa Renjun kembali? Bukan kah anak itu sudah pulang.



Renjun berjalan menghampiri ke duanya, membuat jisung menelan ludah gugup.



"Kenapa kau kembali?" Haechan bertanya basa-basi, sementara Renjun mengalihkan pandangannya ke sekitar sebelum bergumam pelan.



"Syukurlah dia sudah pergi"



"Renjun, kau benar-benar menyukai jisung?" Pertanyaan haechan membuat Renjun menatap kedua sahabatnya dengan alis bertaut.



"Menyukai jisung kenapa?" Dia bertanya balik disaat tak mendengar dengan jelas perkataan haechan.



"Jisung bilang, kau menyukainya— apa itu benar?"



Mulut Renjun terbuka tapi tak mengeluarkan satu patah katapun. Dia tak mengerti dengan pertanyaan haechan. "Hah? Apa maksudmu?"



Belum lebih Haechan menjawab jisung sudah turun dari atas meja untuk mendekati Renjun, dia memegang tangan sahabatnya.


"Kau bilang jantungmu berdebar dan kau menunjuk ku, Renjun tolong aku tidak ingin menyakiti perasaanmu— dan aku juga sangat mencintai kekasihku, meskipun aku sering khilaf ketika melihat lelaki tampan di luaran sana. Tapi Renjun kau bukan kriteriaku, aku lebih menyukai lelaki tampan ketimbang manis seperti mu. Tolong Renjun, hapus perasaan mu padaku, kita teman dan selamanya akan seperti itu"



Young Married | NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang