46. Menjadi Dewasa

1.9K 281 56
                                    

"Kau menyewa rumah ini?"

Hyunjin menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaan Eric. "Tidak.. aku hanya menukarkannya dengan beberapa bungkus sosis."



"Kalian adalah pembisnis yang buruk." Yangyang berkomentar.



"Kami hanya mencoba untuk saling menguntungkan." Bahunya terangkat acuh, Hyunjin kembali menuangkan Soju ke dalam gelas dan meneguknya.




Sanha menatap sekitar juga kalender. "Hyunjin, kapan kau akan kembali membereskan rumah ini? Jika Renjun tahu, kita bisa mati."


Singkat cerita, Hyunjin termakan bosan. Jadilah dia berinisiatif untuk mengundang teman-temannya kesini dan mengadakan pesta. Oh ya, nuansa ruangan dari rumah ini juga sudah mereka sulap menjadi seperti di club-club malam.


Entah dari mana Eric mendapatkan lampu Tumblr warna-warni untuk menambah kesan kedap kedip dan mematikan lampu LED. Sejujurnya ini sedikit membuat kepala mereka pusing, namun mereka membiarkannya.



Hyunjin kembali membuka botol Soju yang baru, jangan tanya dia mendapatkannya dari mana Hyunjin memiliki banyak kolusi untuk ini. Ah.. dia sedikit merindukan citra rasa ini setelah sekian lama.


Lalu menjawab pertanyaan Sanha. "Ini baru tiga hari, mereka tidak akan kembali secepat itu..."






























•🐶 Young Married 🦊





















"Yak.. apa kau bisa berhenti merajuk? Sampai kapan kau akan mendiamkan ku seperti ini? Di hadapan Jaemin saja kau menggenggam tanganku, ternyata kau pandai berpura-pura ya!"



Tidak ada sahutan.


"Jung Jeno... Ini hanya perkara celana dalam. Aku akan membelikanya lagi untuk mu, hanya untuk mu. Lagi pula sekarang aku sudah tahu ukuran mu."


"Aku mau ukuran dan warna yang berbeda!"


Mata Renjun mengerjap beberapa kali. "banyak pilihan warna, tapi jika ukuran— memangnya kau ingin ukuran yang mana?"


"Lebih besar! Lebih kecil! Aku tidak peduli! Yang penting jangan sama seperti Jaemin!"


Renjun mengangguk paham. "Baiklah, akan ku belikan ukuran ayahku."


Jeno tidak membalasnya lagi, pemuda Jung masih duduk di tepi kasur membelakangi Renjun dengan bibir yang terkatup kesal. Padahal kejadiannya sudah lewat dua hari.


Renjun merangkak ke atas kasur untuk memeluk Jeno dari belakang, tangannya mengalung di leher Jeno.

Cup..

kecupan singkat di berikan pada pipi Jeno.


"Apa kau ingin warna merah muda? Atau hijau army? Bagaimana dengan kuning? Aku suka warna kuning!"

Pandangan Jeno berputar-putar, niatnya ingin menghindari tatapan Renjun yang begitu menggemaskan juga rasa senangnya. "Warna kesukaan mu saja." Dia berusaha untuk menahan sudut bibirnya yang hendak terangkat membentuk sebuah senyuman.


Renjun melepaskan pelukannya setelah mendapatkan jawaban. "Baiklah.. tapi pertama-tama kita harus berkemas terlebih dulu. Aku rasa liburan kali ini gagal.. ayah dan ibu mereka kembali berulah!"




Yah.. bahkan keempat orang tua itu belum berbaikan sampai sekarang, bagaimana mereka bisa melanjutkan liburannya jika terus seperti ini?




Young Married | NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang