18. Who?

2.9K 483 143
                                    

Jaemin menatap bangunan besar di depannya, bangunan yang mereka sebut dengan rumah.


Rumah? Jaemin bahkan tak ingat kapan terkahir dia pulang kerumah. Karena rumahnya tidak lagi sama, kehangatan di dalamnya pun mulai sirna.




Disaat tungkainya melangkah masuk. Jaemin menatap sekeliling rumahnya yang sepi, selalu seperti ini— dan ini juga satu alasan Jaemin tak pernah pulang, tidak ada yang menyambutnya di rumah.



Mendudukkan diri pada sofa, Jaemin mengambil bingkai Poto berisikan seorang wanita dengan dirinya saat masih kecil. Tanpa sadar bibirnya melengkungkan senyumannya seiring dengan jemarinya yang mengusap wajah ibunya di bingkai Poto itu.



"Tuan muda kau pulang?" Suara seseorang membuat Jaemin menengok kebelakang. Seorang wanita tua terlihat dengan senyumannya. " Tetapi tuan besar baru saja berangkat ke Amerika untuk mengurus pekerjaan."




"Aku pulang bukan untuk bertemu dengannya bi, aku pulang karena merindukan ibu" Jaemin tersenyum di sela ucapanya pada wanita tua yang sudah lama mengabdi pada keluarga Na, bahkan wanita itu ikut adil dengan mengurus Jaemin sejak kecil.



"Dan hanya rumah ini yang selalu menyimpan aromanya" wanita tua itu mengangguk, sebelum kembali bertanya. "Kau ingin makan tuan muda? akan aku hangatkan jika iya."



"Tidak perlu bi. Aku pulang hanya untuk mengingat kenangan ku bersama ibu. Bibi tau kan hal yang paling kusukai saat ibu ada disini?" Kepala Jaemin mendongak untuk melihat wanita tua itu.



"Kau selalu suka disaat nyonya memasakkan makanan untuk mu. Dan nyonya pun tidak pernah mengijinkan ku untuk membantunya, dia selalu berkata; ini untuk putra ku jadi harus aku yang membuatnya" wanita itu sedikit tertawa kecil saat mengingat kenangan dari masa-masa terindah.



"Aku selalu menyukai makanan yang di buat ibu, rasanya benar-benar berbeda disaat aku makan di luaran sana. Masakan ibu yang terbaik— karena dia membuatnya dengan penuh cinta dan kasih sayang untuk anaknya, sehingga aku bisa merasakan kehangatan dari setiap rasa yang tertuang" Jaemin kembali menatap Poto ibunya, kemudian memberikan satu ciuman singkat. "Apalagi saat ibu memasak makanan pedas, aku benar-benar menyukainya hingga aku merindukannya" kalimat terakhir terucap dengan lirih, Jaemin menunduk karena merasa hampa mengatahui kalau semua kejadian itu akan selalu menjadi kenangan yang tak pernah terulang lagi dalam hidupnya.



Karena kenyataannya adalah ibunya sudah pergi terlebih dulu meninggalkan Jaemin seorang diri disini, dan Jaemin hanya mempunyai kenangan sang ibu yang akan selalu ia simpan di lubuk hatinya.



Tiga tahun silam saat usia Jaemin masih menginjak lima belas tahun. Ibunya mengalami kecelakaan disaat wanita itu hendak pulang setelah memergoki suaminya yang berselingkuh dengan wanita lain.



Sejak saat itu hidup Jaemin hancur, dia bahkan membenci ayahnya hingga saat ini.



Wanita tua yang sudah seperti sosok ibu bagi Jaemin mengelus pundak Jaemin pelan disaat mengatahui kalau Jaemin benar-benar merindukan sosok ibunya. Jaemin yang terlarut akan kesedihan pun memilih untuk melingkar kan tangannya pada sang pengasuh, menyandarkan kepalanya di perut wanita tersebut yang saat ini tengah mengelus surainya.



Selebihnya wanita itu tau kalau Jaemin selama ini hanya kesepian karena keluarganya yang tak lengkap seperti dulu.



"Aku bertemu dengan seseorang bi" suara Jaemin kembali terdengar. Sementara sang bibi hanya mendengarkan.



"Dia pemuda yang manis, awalnya aku mendekatinya dengan niat yang tidak baik. Dan tadi ketika aku memakan masakannya— setiap rasa nya mengingatkan ku pada ibu, bi. Dia membuatnya dengan penuh kasih serta tulus aku bisa merasakannya, persis seperti masakan ibu untukku."



Young Married | NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang