14. Taruhan

3.2K 495 30
                                    

"Kau tau bahkan dia sampai datang kemari hanya untuk memberikan sepotong coklat!"

"Siapa namanya?"

"Jaemin"

"Aku mendengar Jeno memukul Jaemin karena mencium Renjun.."


"Itu benar, mereka berdua berkelahi hebat di dalam kelas. Untung saja tidak ada guru yang tau karena sedang jam istirahat"


"Menurutmu Jeno cemburu pada Jaemin begitu? Mereka berdua berkelahi untuk memperebutkan Renjun seperti di drama-drama remaja yang selalu ku tonton?"


"Mungkin saja, kabar angin mengatakan kalau Jeno dan Jaemin itu adalah rival sejati dalam segala hal!"



"Jadi kemungkinan kabar Jung Jeno seorang berandalan itu benar? Oh.. Astaga aku tak menyangka kalau Jeno yang tak tersentuh dan pintar itu ternyata memiliki sisi liar juga ya. Aku semakin terpesona padanya!"


"Beruntung sekali Renjun di perebutkan oleh dua pangeran dari sekolah yang berbeda. Entah pelet apa yang dia pakai, aku merasa iri!"



"Tatapi sebelum ini aku tak pernah melihat Renjun dan jeno berinteraksi, bagaimana bisa kita menyimpulkan kalau mereka saling menyukai?"




"Atau mereka bertiga bermain di belakang layar, bisa saja sebenarnya mereka bertiga memiliki hubungan tetapi tidak di ekspos ke publik?"



"Atau sebenarnya mereka tiga orang sahabat yang memperebutkan satu sama lain? Kkk~~ ini sudah seperti drama yang ku tonton setiap hari"





Renjun, haechan, serta jisung yang tengah duduk di bangku dekat kolidor pun serempak menoleh disaat beberapa siswi terdengar tengah menggosipkan kejadian tadi.



Terutama Renjun yang menjadi bahan gosipan orang-orang hanya bisa memijat kepalanya bingung. Suatu hal yang tak pernah ia bayangkan semasa sekolah; hampir seluruh penghuni sekolah membicarakannya. Ia hanya seorang murid biasa dari kalangan tengah, tidak pintar tidak terkenal. Tetapi sekarang semua orang seakan tengah melihatnya secara terang-terangan dan membicarakannya yang membuat telinganya panas.



"Astaga~ apa yang terjadi padaku? Jika sampai ibu tau kalau aku terkenal karena ulah dua manusia itu bukan karena nilaiku dia pasti akan langsung mencingcangku" Renjun ingin menangis saja rasanya. Dia menyembunyikan kepalanya di punggung haechan dengan tangan yang sibuk memeluk pinggang temannya.



Haechan yang di gelayuti seperti itu tidak merasa risih, pikirannya saat ini tengah bercabang. Seakan ada yang renjun sembuyikan darinya.



Jika Jaemin, mungkin haechan tidak akan terlalu banyak bertanya mengenai lelaki itu. Haechan mengenal Jaemin sudah lama dan kemarin pun Renjun mencoba berkencan dengannya. Jadi mungkin ini hal yang biasa karena haechan dapat menyimpulkan kalau Jaemin menyukai Renjun dan sikap nekatnya haechan sudah tak aneh lagi!



Tetapi Jeno? Hei.. ayolah pemuda itu tak tersentuh oleh siapapun, dia hanya datang ke sekolah sebagai pelajar biasa. Dan haechan yakin! benar-benar yakin seratus persen kalau Renjun maupun dirinya tak pernah berinteraksi langsung dengan jeno, saling menyapapun tidak. Lalu kenapa Jeno terlihat sangat marah ketika Jaemin mencium pipi Renjun?




"Kau dekat dengan jeno?" Pertanyaan dari haechan sukses membuat Renjun terlonjat kecil dari duduknya.



Apalagi saat ini haechan seakan menampilkan raut wajah bertanya yang cukup serius. "Je-no? Tentu saja tidak! Kau sendiri tau bukan aku atau orang-orang tak pernah berbicara dengannya. Dia seperti patung di sekolah ini, patung tampan yang di kagumi semua orang... hahahah" Renjun mengelak dengan tawa yang terdengar canggung di akhir, membuat Renjun sendiri ingin menenggelamkan dirinya di rawa-rawa.


Young Married | NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang