"Kau tidak ingin memakai jaket?" Jeno bertanya pada Renjun yang saat ini tengah melakukan peregangan, resleting jaketnya di naikan bersamaan dengan kepala Renjun yang menggeleng.
"Ini awal musim semi, cuaca sudah sedikit lebih hangat dari kemarin."
"Tetap saja, cuaca masih belum terlalu hangat, nanti kau bisa terkena flu jika hanya memakai seragam." Kata Jeno lagi, memperingatkan. Oke sekarang Jeno tidak ragu lagi untuk mengatakannya kalau dia khawatir.
Namun Renjun malah menunjukkan cengirnya. "Aku menyimpan ramuan dari ibumu kok, itu ampuh untuk macam-macam jenis penyakit. Kau tenang saja." Jeno menyerit sebal mendengarkan, cairan hijau yang benar-benar pahit namun ampuh itu—— kenapa ibunya bisa memiliki ramuan seperti itu? Hei! Ini jaman modern! Dan Doyoung masih meracik dedaunan untuk di jadikan obat? Lebih baik Jeno membeli obat herbal di warung saja, harganya juga murah.
Tidak ada pembicaraan lagi setalahnya, karena Jeno memilih untuk memakai helmnya. Ini helm baru ngomong-ngomong, kemarin malam Doyoung langsung mengirimkannya kerumah yang membuat Jeno kegirangan.
Setelah selesai mengaitkan pengaitnya, Jeno mengambil helm bulat untuk Renjun, namun tangan Renjun terangkat kedepan, seperti sebuah isyarat untuk menghentikan gerakan Jeno ketika hendak memakaikannya. "Aku bisa sendiri!"
Menghela nafas, ingin sekali Jeno memukul kepala Renjun, tetapi sekarang dia malah mengusapnya dan membenarkan tata letak poninya. "Berpura-pura lah kau tidak bisa melakukan nya." Bibir Jeno mendekat ke telinga Renjun. "Agar terkesan sedikit romantis."
Bibir Renjun terbuka, dia membeo. Tapi kemudian kepalanya mengangguk-angguk mengerti. Sehingga Jeno langsung memasangkannya dan tersenyum hingga kedua matanya menyipit.
Jeno tidak sangka kalau Renjun sepolos ini dalam menjalin hubungan asmara.
"Kali ini duduk menghadap depan!" Baru saja Renjun hendak menaiki motor Jeno, pemiliknya sudah memperingati. "Peluk aku, dan bersandar di punggung ku! Jangan membelakangi ku seperti terakhir kali, itu akan sangat memalukan jika di lihat orang-orang!"
Bibir Renjun mengerut tanpa sadar. Dengan muka masam dia menaiki motor Jeno dan menghadap depan. "Ya, ya, aku tahu. Kali ini juga aku akan memelukmu lebih erat." Tangannya memeluk Jeno sesuai perintah, namun tiba-tiba senyumnya muncul ketika Jeno membenarkan tata letak spion agar Renjun terlihat disana.
Motor mulai melaju, tetapi di tengah-tengah jalan Renjun kembali berbicara dengan sedikit memiringkan kepalanya untuk melihat wajah Jeno.
"Laju motormu ini terlalu pelan, kita bisa terlambat."
"Suhu di pagi hari masih dingin, ditambah lagi kau tidak memakai jaket atau sweater. Aku tidak ingin kau masuk angin, dan harus meminum ramuan itu, rasanya sangat pahit kau tidak akan suka." Jelas Jeno namun Renjun malah memukul pundaknya keras.
"Ya! SIAPA YANG PEDULI TENTANG ITU?"
"TENTU SAJA AKU!"
Teriakan Renjun yang membuat Jeno balas berteriak, namun setelahnya Renjun malah menggesrekan wajahnya di punggung Jeno, benar, lagi-lagi wajahnya memerah.
"Jeno nanti turunkan aku di luar gerbang saja."
"Aku tidak mau~~~"
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Married | Noren
Fanfic[Completed✓] ❝Menikah di usia muda, merupakan perjalanan cinta bersama dia❞ Start: 8 Agustus 2021 Fin : 7 November 2023 ©Tykoo57