6. bad day

4.1K 636 35
                                    

"Jeno~~ Jeno! JENO!"



Untuk kesekian kalinya Jeno menghela nafas panjang sebelum menengok kebelakang dimana renjun tengah berlari terbirit-birit ke arahnya.



Pemuda itu menutup pintu dengan keras lalu berdiri di hadapan jeno yang hanya memasang wajah datar tanpa minat.



"Aku terlambat.. jadi bolehkah aku berangkat bersamamu? Umm~?"


Pegangannya pada stang motor terlepas disaat Renjun menangkup kedua tangannya untuk menahan dagu, jangan lupakan pupil matanya yang membesar menatap jeno mencoba untuk merayu, bagi sebagian orang ini mungkin tampak lucu.




Jeno mengulas senyum lebar hingga kedua matanya menyipit. Tangannya terangkat naik untuk mengusap surai Renjun yang halus. "Menjijikan.." namun ucapan yang keluar sama sekali bertolak belakang dengan ekpesi yang Jeno tampilkan.


Renjun kembali memasang tampang merengek, berusaha mencairkan hati Jeno yang terbuat dari batu. Tapi ia lupa kalau batu tidak bisa mencair.

"Jeno~~~"



"Menyingkir lah, aku sudah terlambat!" Renjun mencebik, dengan berat hati ia minyingkir dari hadapan jeno.


Menatap pemuda itu tajam. "Awas saja kau, uangku juga kan habis karena ulah-mu. Itu sebabnya aku tidak bisa menaiki bus untuk pergi ke sekolah!" Pemuda manis itu menghentakkan kakinya kesal sebelum keluar dari perkarangan rumah.




Meninggalkan Jeno yang menatapnya tak percaya, penuh akan rasa jengkel. Pemuda Jung berdecak tak mau peduli.




Tangannya memutar kunci motor kesayangannya, namun detik berikutnya Jeno berteriak kesal karena bensinya habis.




"AKKKK SIALAN! AKU BAHKAN TAK MEMILIKI UANG SEPESERPUN UNTUK MEMBELI BENSIN"



Pemuda itu turun dari motornya dengan kesal, lagi-lagi Jeno harus menelan pahitnya kehidupan disaat dia menikahi renjun.




Tak ada pilihan, Jeno harus berjalan kaki untuk pergi ke sekolah.




"Hidupku menjadi sial karena aku menikah dengan bocah bodoh itu!" Ia mendengus, kakinya menendang kerikil di jalanan dengan kesal.


Puk..


"Akhh.." pekikan dari Renjun terdengar disaat dia merasakan ada sebuah kerikil yang mengenai kepalanya. Jeno mengedarkan pandangannya kedepan, ah.. ternyata renjun masih berada disekitar sini.



"Kenapa kau mengikuti ku, hah?" Tanya Renjun yang sudah berada di hadapan jeno.


"Aku tidak mengikuti mu, ini jalanan umum" balasnya. Jeno terdiam sejenak sebelum menatap renjun ragu-ragu. "Motorku kehabisan bensin"




Setelahnya gelak tawa dari Renjun terdengar begitu jelas di gendang telinga Jeno. "Rasakan.." setelah mengucapkan kata tersebut renjun melanjutkan langkahnya dengan wajah berseri-seri. Sementara Jeno mengikuti di belakang dengan wajah datar, dia tak memiliki pilihan.



Jeno menghentikan langkahnya disaat mereka sudah berada di tengah-tengah gang. Pandangan pemuda itu mengedar sebelum kemudian menarik tangan Renjun yang berjalan di depannya, membuat langkah renjun berhenti.



"Ada apa?"


"Kenapa kita lewat jalan sini?"


"Katanya lewat gang sini jauh lebih cepat untuk menuju sekolah"


Young Married | NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang