50. Tak Sepenuhnya Hancur

1.6K 209 23
                                    

Pikiran Yuta kosong, perkataan yang Jaehyun ucapkan seakan membuat segala pikirannya gelap.

Tangannya yang bertumpu di kedua lutut terkepal, setelahnya suara Winwin terdengar menyentak.

"Apa maksudmu?!"

Doyoung yang duduk bersebrangan dengannya hanya menunduk. Matanya kembali berkaca tak sanggup menjelaskan.


"Ini masih belum pasti, semuanya masih bisa di katakan tuduhan semata. Aku akan mencari kebenaranya dengan cepat." Jaehyun berucap penuh keyakinan disaat Winwin dan Yuta gusar. "Aku hanya butuh waktu."


"Jaehyun kau yakin bisa membuktikan kalau ini hanya tuduhan semata dengan cepat?" Tanya Yuta yang memasang tampang tidak yakin. "Disaat bayi itu masih berupa segumpal darah? Anakku tidak bisa menunggu selama itu!" Sentak nya dengan nafas memburu karena amarah.


Kini Winwin menatap Doyoung dengan pandangan nyalang. "Ada apa ini Doyoung? Kau sudah berjanji padaku, sebab itu ku pertaruhkan kehidupan anakku karena aku yakin padamu! Aku mempercayaimu! A-aku.. aku bahkan tidak memprediksi kalau semua ini akan terjadi. Dan sekarang kehidupan anakku hancur, siapa yang akan bertanggung jawab atas semua ini?!" Bagaikan sebuah mimpi buruk Winwin menangis karena nyatanya ini bukan mimpi, ini adalah kenyataan yang tak bisa di hindari.



Winwin mempercayakan semuanya pada Doyoung disaat pria itu berjanji atas kehidupan anaknya yang lebih baik di masa depan. Tapi apa yang Winwin dapatkan sekarang? Hanya kehancuran, kehancuran yang tak pernah Winwin harapkan akan terjadi pada anaknya.



Semua ini salahnya! Salahnya karena mempercayakan kehidupan Renjun pada orang lain!



"Winwin aku..." Lidah Doyoung rasa kelu untuk melanjutkan ucapannya. "Aku minta maaf.." Pada akhirnya, dari sekian banyak kalimat yang berputar dalam pikiran hanya permintaan maaf yang mampu Doyoung sampaikan.



"Apa permintaan maaf darimu bisa membuat tangis anakku berhenti?" Bentak Yuta, kemudian menatap Winwin. "Seharusnya! Seharusnya aku tidak pernah setuju dengan pernikahan ini disaat kau membujukku dulu! Apa yang bisa ku harapkan dari pernikahan ini disaat mereka saja tidak mengenal maknanya lebih dalam sehingga menyebabkan kehancuran? Dan sekarang, putraku menangis hanya karena sebuah kabar buruk yang bahkan tidak tahu kejelasannya!"




Jaehyun menghela nafas, terlalu hafal salah satu sifat Yuta yang satu ini. "Yuta, disini aku pun sedang berusaha mencari jalan keluarnya."





"Usaha seperti apa yang kau lakukan, hah? Apa kau yakin kali ini uangmu bisa menyelamatkan kehidupan anakku? Jung Jaehyun! Aku memberikan anakku atas dasar kepercayaan bahwa suatu saat anakmu itu bisa membahagiakannya! Bukan seperti ini, bukan ini yang ku inginkan! Jadi berhentilah bersikap kalau aku telah menjual putraku pada putramu yang brengsek itu untuk ia hancurkan!"


Tubuh Yuta menyentak bangkit dari sana untuk pergi ke kamar Renjun. Dia lebih baik menenangkan putra manisnya ketimbang mendengar omong kosong orang kaya seperti mereka.


Melihat situasi yang tidak lagi kondusif Jaehyun hanya bisa memijat pangkal hidungnya yang tiba-tiba berdenyut sakit. "Aku berjanji!" Tekannya yang nampak frustasi. "Karena aku juga mempercayai anakku! Aku yakin, itu sebabnya aku berani mencari tahu semua kebenaran ini. Winwin, aku juga telah menganggap Renjun layaknya anakku sendiri, apa kau pikir aku akan diam saja untuk hal ini? Tidak."



Winwin meremas celana bahan yang ia kenakan, disaat kepalanya tertunduk disitulah air matanya jatuh karena hatinya memikirkan kemungkinan lain dari ucapan Jaehyun, Winwin tidak tahu apa yang telah terjadi di luar sana. Itu sebabnya kenyataan bisa saja berbanding terbalik dengan apa yang di katakan.





Young Married | NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang