Young Married | Noren

28. Tepuk; "Hei, Jeno"

Pada akhirnya, Renjun hanya bisa menghela nafas. Jemarinya mengetuk meja dengan bosan, menunggu bel pulang yang akan berbunyi sekitar dua detik lagi.

Kring....

Ya sekarang, waktunya pulang. Renjun ingat dia ada janji dengan Jaemin, itu artinya Renjun harus menghindari Jeno.

Disaat para murid dalam kelas bergerumul untuk keluar, Renjun memutuskan untuk kenyempil di antara mereka.

Dan berhasil! Dia berhasil keluar lebih dulu dari Jeno. Renjun memilih jalan mengitari sekolah, agar prosesnya lebih lama dan dengan itu Jeno akan pulang terlebih dahulu.

Drtttt... Dtrtt....

Namun sesuatu yang tidak di harapkan selalu terjadi, KENAPA JENO MENELPON NYA??!

"H-allo..?"

"Aku mencarimu dimanapun dan kau tidak ada! Kenapa kau selalu menghilang ketika aku mencarimu?"

Renjun sedikit meringis mendengar Jeno yang berucap cepat sekali disana.

"Memangnya kau mau apa mencariku? Aku sibuk!"

"Ya! Renjun!" Jeno sedikit berteriak diseberang sana, tetapi setelahnya Jeno berucap pelan. "Aku merasa bersalah atas kejadian di kantin tadi, karena aku tidak bisa menghampiri mu.."

"Aku mengerti" balas Renjun cepat, kembali ingatannya berputar pada kejadian tadi. Renjun mengerti, tetapi dia juga tak bisa berbohong kalau hatinya sedikit sakit.

"Karena itu, aku menunggumu di luar gerbang. Cepat datang, kita akan pulang bersama."

"Jeno? Kau bercanda? T..tapi, ak-aku—

Tutt....

"Akh! Sisialan itu! Dia pasti tidak mau mendengarkan ucapanku dan mematikan sambungan teleponnya begitu saja!" Berdecak kesal, tanpa sengaja kakinya menendang baru krikil yang tergelak tak berdaya di jalanan.

Namun setelah nya, Renjun tersenyum simpul dengan kepala sedikit menunduk. "Apa itu artinya Jeno peduli padaku? Kyaa!" Teriak Renjun heboh.

Dengan cepat Renjun berlari ke arah gerbang, meskipun cukup jauh dari posisinya berdiri saat ini.

Renjun tidak boleh membiarkan Jeno menunggu terlalu lama.

•
•🐶 Young Married 🦊
•

"Bagaimana penampilan ku?" Jaemin bertanya pada wanita di hadapan nya. Membenarkan sedikit letak topinya dan meluruskan cermek yang melilit di pinggang nya.

"Good! Kafe ini pasti akan ramai mendadak karena pelayanan nya yang tampan." Wanita itu tertawa akan candaan nya sendiri. Matanya menatap takjub akan penampilan Jaemin yang masih tetap tampan meskipun memakai baju pelayan kafe.

"Jaemin, kau yakin ingin berkerja paruh waktu disini, aku bisa mengurus nya sendiri." Wanita itu— Kim Yerim kembali bersuara, merasa tidak yakin Jaemin si pemuda bebas ingin menghabiskan waktu luangnya disini.

"Kau pasti mempunyai alasan tertentu kan? Kau melakukan ini bukan untuk dirimu sendiri kan?? Ayo mengaku saja" ucap Yerim memaksa, wanita itu tak segan-segan mencubit lengan Jaemin.