24. Renjun Day

2.7K 463 65
                                    

23 Maret.

Renjun terbangun dengan senyum di wajahnya. Tangannya terentang untuk menyambut dunia, karena 18 tahun lalu tepat di hari ini dirinya di lahirkan, dan tangisannya adalah kebahagiaan bagi winwin maupun yuta.


Hari ini umur Renjun sudah genap 18 tahun.


Dering telepon terdengar, ayahnya menelpon. Dengan semangat Renjun mengangkat nya.



"Selamat ulang tahun anakku tersayang, hari ini umurmu kembali bertambah tetapi kau tetap menjadi putra kecil bagi ayah"



Ucapan penuh cinta. Ayahnya memang selalu menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat pada Renjun, membuat Renjun merasa beruntung karena Tuhan mengirimkannya pada ayah seperti yuta.



"Terimakasih ayah, seperti biasa ayah yang pertama" wajah Renjun tersenyum bahagia, hanya dengan ucapan sederhana itu.



Di sebrang sana yuta tertawa. "Benarkah? Ayah pikir tahun ini gelar pertama akan di rebut oleh suamimu. Jadi apa Jeno tahu kalau hari ini kau berulang tahun?"




"Ah.." pikiran Renjun mengambang, matanya menatap sekitar yang terlihat sepi. Baru jam sembilan pagi, tetapi wujud Jeno sudah tidak terlihat.



Kemana pemuda itu pergi?


"Kurasa tidak. Sepertinya Jeno ada urusan, dan sepertinya Jeno tidak tahu kalau hari ini aku berulang tahun. Itu tidak penting ayah, yang terpenting bagiku adalah ucapan dari ayah."



"Kau tidak memberitahunya kalau hari ini ulang tahunmu? Pasangan macam apa kalian? Ketika ayah muda, disaat ayah menaksir ibumu— ayah langsung mencari tahu segala hal tentang ibumu itu, ayah bahkan tahu ukuran pakaian dalamnya"

"Itu karena ayah mesum! Kenapa ketika aku sudah menikah, perkataan ayah selalu kotor, aku seperti ternodai!" Renjun mengomel dan yuta malah tertawa.



"Sudah-sudah, pokoknya kau harus memberitahu Jeno dan meminta kado dari nya! Oh ya.. nanti sore bawa Jeno kerumah, ayah akan mengomelinya, ibumu sudah memasak banyak disini"



Renjun merasa senang sekaligus kesal karena harus mengajak Jeno, padahal dia hanya ingin menghabiskan hari istimewa ini bersama dengan kedua orang tuanya.



Dan lagi, kemana Jeno pergi pagi ini?


"Baiklah-baiklah, aku akan membawanya jika dia mau ikut"


"Ayah tidak mau tahu, pokoknya kau harus membawa Jeno. Ayah menyangimu.."


"Aku juga sayang ayah"



Setelahnya panggilan telpon terputus, Renjun belum beranjak dari atas ranjang. Bagaimana ya dia mengajak Jeno pergi kerumahnya tanpa repot-repot memberitahukan kalau ini hari ulang tahunnya.

































•🐶 Young Married 🦊


























"Jadi, ada apa ibu memanggilku sepagi ini?" Jeno bersidakep dada, menatap ibunya yang tengah tersenyum. Tumben sekali doyoung masih mengingat kalau Jeno bagian dari rumah ini juga.



Jika di hitung, sudah berapa bulan ya Jeno tidak menginjakkan kaki di rumah ini?


Lain itu, Jeno juga merasa kesal karena pagi-pagi buta doyoung sudah meneleponi Jeno secara terus menerus untuk menyuruhnya kesini.


Young Married | NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang