Wiwin merasa ada yang berbeda ketika ia terbangun dari tidurnya yang tak nyenyak semalaman. Tempat di sebelahnya kosong, begitu rapih nyaris tak tersentuh, itu artinya Yuta memang tidak tidur di sini semalam.Badai kemarin malam seakan masih meninggalkan jejak kekacauan, ketika tungkainya menuruni anak tangga yang ia dapatkan sama seperti dirinya terbangun, yaitu kekosongan.
Entah bagaimana Winwin harus menjalani semuanya ini, perasaan bersalah begitu besar membendung di hatinya. Tapi Winwin pikir kehidupan ini masih harus berjalan, meskipun pikirannya kali ini seakan di paksa untuk bagaimana cara menyelesaikan semua masalah ini.
Pintu kamar mandi yang di buka membuat Winwin melirik ke belakang, mendapati Yuta dengan balutan baju kasual nya yang tengah mengeringkan rambutnya mengunakan handuk.
Gerakan tangan yang tengah mengaduk teh terhenti, Winwin melirik suaminya sejenak disaat pria itu seakan tak menyadari kehadirannya. "Yuta, kau mau teh?"
Tapi sepertinya sejak awal Yuta memang sadar akan posisi Winwin yang berdiri tak jauh darinya, itu sebabnya ketika pria itu memanggil namanya Yuta tak langsung menoleh, atau mungkin dia tidak akan menoleh. "Kau bisa meminumnya jika kau ingin." Karena setelah kalimat itu terucap Yuta segera pergi dari sana, tanpa memberitahu kemana maksud dan tujuannya.
Winwin mendesah kecewa pada akhirnya, kepalanya jatuh tertunduk, tangannya meremat cangkir teh yang di pegang nya tanpa sadar ia meringis ketika melihat pantulan dirinya sendiri yang menyedihkan dalam genangan teh tersebut. Membawanya pada satu ingatan kenapa Winwin melakukan semua ini pada awalnya.
Bekerja sebagai penjaga toko cake mungkin sudah merupakan garis takdirnya, sekuat apapun ia berusaha hanya sampai sini yang bisa ia dapatkan. Alasan utama Winwin bekerja adalah untuk membantu perekonomian keluarganya yang nyaris pas-pasan.
Semuanya Winwin lakukan demi keluarganya demi kehidupan anaknya yang lebih baik.
Hari itu sama seperti biasanya Winwin melakukan aktifitas seperti biasa, toko yang tak terlalu ramai tapi tidak juga sepi seakan menjadi penampakan sehari-hari. Winwin melayani dengan senyum ramah tiap pembeli yang datang.
"Tolong cake yang di sebelah sana." Salah satu pelanggan pria datang dengan menunjuk etalase kaca berisikan cake yang ia inginkan, Winwin mengambilnya dan ketika kedua netra itu bertemu keduanya sama-sama terpaku.
"Oh? Winwin?" Serunya yang nampak tak percaya. Sedangkan Winwin yang baru menyedari kehadiran teman lamanya terpaku sejenak, dia bingung harus merespon seperti apa.
"Kim Doyoung, hai.." Hingga akhirnya sebuah senyuman muncul untuk menyapa.
"Kau kembali ke korea?" Pria yang di kenalnya dengan nama kim Doyoung itu kembali bertanya. Pasalnya sudah lama sekali sejak terakhir kali mereka berjumpa.
"Iya. Aku dan Yuta memutuskan untuk menjadi bagian dari negeri ini." Jawab Winwin. Karena bagi Winwin negeri ini benar-benar berharga, tempat di mana ia menemukan belahan jiwanya hingga akhirnya mereka berdua memutuskan untuk melanjutkan hidupnya disini, sama seperti ketika mereka berdua bertemu disini untuk saling mencintai.
Helaan nafas terdengar dari Doyoung, jadi selama ini mereka menginjak tanah yang sama tapi kenapa mereka baru bertemu sekarang? Setelah sekian lama? Karena Doyoung berpikir saat itu Winwin pulang ke negeri tempat ia di lahirkan dan tak akan kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Married | Noren
Fanfiction[Completed✓] ❝Menikah di usia muda, merupakan perjalanan cinta bersama dia❞ Start: 8 Agustus 2021 Fin : 7 November 2023 ©Tykoo57