Bab 100

1.2K 141 11
                                    

Sudah sebulan sejak Mew tinggal di Belanda. Adiknya terus mengiriminya email tentang Gulf dan situasi keluarganya. Dia hanya membaca email-email itu tetapi masih belum membalas satu pun dari mereka sampai hari ini yang membuat Mael semakin kesal. Mew tidak tahu bahwa kesabaran saudaranya telah habis dan memanggil kakek mereka untuk memberitahu dia tidak meninggalkan satu detail pun dari apa yang sebenarnya terjadi. Kakek mereka memberinya hadiah. Dia juga mengatakan kepada Mael untuk berhenti mengirim email kepada saudaranya karena dia akan menyelesaikan masalah sesegera mungkin.

Saat ini Mew sedang makan malam dengan damai bersama keluarganya sampai kakeknya memecah keheningan dan bertanya "Sampai kapan kamu akan bermalas-malasan di sini Mew? Apakah kamu tidak punya masalah untuk diselesaikan di Thailand"
Mew menghela nafas dan menjawab "Kakek kita sudah membicarakan ini"
Ayah Mew: "Ayah, bisakah kita membicarakan ini setelah kita selesai makan malam?"
Orang tua itu meletakkan peralatannya dan berkata, "Mael memberitahuku SEMUANYA Mew" Mew menutup matanya dan berbisik, "Si pengadu sialan itu!"
Ayah: "Bahasa mu Mew"
Kakek: "Aku tidak ingat membesarkanmu menjadi seperti Mew ini"
Kesal Mew bertanya "Seperti apa kakek?"
Kakek: "Pengecut! Kamu melarikan diri dari masalahmu selama sebulan sekarang! Apa kamu tidak lelah?"
Ayah Mew: "Ayah~"
Kakek: "Mengenai ibu Gulf serahkan padaku, aku akan berbicara dengannya"
Mew/Ayah: "Apa?!"
Ayah Mew: "Kita harus membiarkan anak-anak menyelesaikan masalah mereka ayah"
Kakek: "Kudengar dia menghina putramu Stefan"
Ayah Mew: "Apa?! Apa itu benar Mew?!"
Kakek: "Dia menghina anak laki-lakimu kemudian menghina hubungan Mew dan Gulf. Mael juga mengatakan dia homofobia. Itulah alasan mengapa anakmu ada di sini bersama kita karena dia melarikan diri dengan ekor di antara kedua kakinya!"

Ayah Mew menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku sangat kecewa denganmu nak"

Mew tidak ingin berdebat dengan lelaki tua itu jadi dia menjawab dengan tenang, "Kakek tolong biarkan aku menangani ini ok?" Pria tua itu memelototinya dan berkata, "Ok ~ katakan kapan rencana untuk menyelesaikan ini?! Semakin kau memperpanjang perilaku pengecut mu ini, semakin sulit untuk berbaikan dengannya!"

Mew/Ayah: "....."

Kakek: "Ada apa denganmu huh? Ini...ini kelakuan Mael bukan milikmu!"

Ayah Mew: "Ayah~ tenang. Aku yakin Mew punya alasan"

Mew menatap ayahnya dan memberinya senyum yang tidak mencapai matanya. Ayahnya menyemangatinya dengan menepuk bahunya dan berkata, "Bisakah kamu memberi tahu kami alasanmu nak?" Mew meremas tangan ayahnya dan mengangguk.

Setelah menceritakan semuanya dengan jujur, dia mengusap dahinya dan berkata, "Aku tahu aku menyakitinya, tetapi aku sangat mencintainya untuk membiarkan itu terjadi"

Ayah: "....."

Kakek: "Aku sudah berbicara dengan sekretaris ku bahwa kami akan pergi selama beberapa minggu dan aku juga menghubungi pilot dan mengatakan kepadanya bahwa kami akan pergi ke Thailand besok"

Mew/Ayah: "APA?!"

Kakek: "Aku akan berbicara dengan wanita itu Mew. Beraninya dia menghinamu dan Mael! Aku tidak akan membiarkan ini berlalu. Aku akan berbicara dengannya"

Ayah Mew: "Ayah, ku pikir kita harus menghindari ini? Jika kita berbicara dengannya, dia hanya akan semakin membenci Mew"

Mew: "Kakek benar ayah"

Kakek: "Hmph! Seperti aku peduli jika dia masih menolak Mew, kita akan mengadopsi Gulf dan memberinya kehidupan yang hanya bisa dia impikan untuk memberikan putranya"
(Kek, angkat Author juga please!🤣)

Ayah Mew: "Ayah bertingkah seperti anak kecil"

Kakek: "Apa yang aku katakan adalah  benar. Setelah iblis kecil memberi tahu ku semuanya, aku mempekerjakan seseorang untuk melihat ke dalam keluarga mereka dan  menemukan bahwa Gulf adalah orang yang menaruh makanan di meja mereka selama berapa tahun sekarang"

What Change You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang