[7] Here we go

730 118 21
                                    

🚗 🚗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🚗 🚗

"Berangkat sekarang,bang?" Pertanyaan halus berasal dari wanita yang telah melahirkannya membuat pria yang sedang duduk diujung tangga dengan tangan yang sedang memakaikan kakinya sepatu menjawab.

"Iya,ma." Jawabnya tanpa mendongak. Setelah selesai dia berdiri lalu menepuk celananya baru kemudian dia menatap mamanya. Matanya mengerjab lambat. Bibirnya terbuka sedikit saat melihat yang dibawa mamanya. "Loh kok jieun disini?"

Jennie tersenyum manis, mengecup pipi gembil jieun. "buat nemenin mama lah. Mama nggak ada temen perempuan kalau udah dirumah." Keluh Jennie tersirat sebuah kode.

Agaknya yeonjun kurang peka. Lelaki itu hanya mengangguk dan mencubit pipi putih kemerahan jieun. Terkekeh pelan saat batita itu merentangkan tangannya minta di gendong.

Jennie tersenyum misterius seraya menyerahkan jieun. "Udah cocok loh,bang. Kapan?"

Yeonjun menoleh kilat. Memiringkan kepalanya. Keningnya bergelombang,"Apanya ma?"

"Ya itu kapan kamu punya anak. Maksudnya bawa calon istri kerumah."

Yeonjun tersedak udara. Seketika dia linglung, mengingat-ingat berapa usianya sekarang. "Umur yeonjun berapa sih,ma?"

Jennie mengedikkan bahunya,"Yang punya umur kan kamu, bukan mama. Kok tanya mama." Jennie tertawa,"Bercanda, kamu udah 24 tahun ini."

Yeonjun mengangguk-angguk,"Yeonjun masih muda."

Jennie menghela nafas,"Ya udahlah terserah kamu. Mama minta papa aja."

"Minta istri baru?"

"Hush... ngawur! Ya bukanlah. Minta papa buat nikahin kamu sebelum kamu sibuk kerja." Jennie memeriksa tote bagnya,"kemarin kamu ngomong apa sama papa?"

"Itu–"

Plak

Ucapan yeonjun tertelan kembali. Kepalanya sedikit mundur saat jieun di gendongan nya bergerak dan menunjuk ke arah pintu masuk. Dengan celotehan tak jelasnya dia berteriak-teriak saat melihat sosok yang berdiri di ambang pintu.

Sosok itu mendekat dengan tersenyum. Mengambil alih jieun.

"Sekarang,bin?"

Sosok itu–soobin– mengangguk. "iya,bang. Ayo sekarang udah ditunggu yang lain soalnya." Kepala nya celingukan mencari sesuatu,"Beomgyu mana? Keburu telat ini."

Yeonjun mengerutkan hidungnya, ikut menoleh kesana kesini. "Lah? Bukannya beomgyu di depan? Lagi masukin barang bawaannya."

Bibir soobin terbuka. Matanya mengerjab,"Masak sih?"–lantas kepalanya beputar,"BEOMGYU! DIMANA LO?"

"Anj–"

"Abang!"

"–Anjeli, berisik! Nggak usah teriak." Ralat yeonjun meringis saat Jennie menegurnya karena hampir kelepasan berbicara kasar di depan batita yang menatapnya dengan pandangan polos.

PANCARONA; txtzyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang