[26] For the first time

553 80 12
                                    

🥂 🥂 🥂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥂 🥂 🥂

• • • 

Bohong jika ryujin bilang baik-baik saja setelah kejadian itu, bohong jika ryujin tak terluka. Ryujin tetaplah ryujin yang hanya seorang perempuan—terlepas dari semua kelakuan nya memang agak jauh dari kata perempuan. Dia hanya terluka,kecewa tapi tidak mengarah ke jalur kebencian.

Tapi ryujin bukan sejenis perempuan yang akan berlarut-larut dalam kegalauan hatinya. Bangun pondasi–ingin berdamai dengan masa lalu. Ryujin teramat baik, sungguh–terbukti dia berhadapan dengan asahi dan giselle.

"Ryu... I'm sorry, for what i've done, i know i hurting you so many times. Terkadang gue bersikap egois dan acuh, sometimes I don't even care 'bout you but... Lo selalu peduliin gue. gue pacar yang buruk ya?" Asahi tersenyum miris untuk dirinya sendiri.

Giselle turut, satu langkah maju kedepan. "Aku juga mau minta maaf ryu. Gara gara aku hubungan kalian jadi kayak gini. Tapi I’ve learned that sometimes sorry isn’t enough, I have to change myself as well. Aku harus rubah sifat ketergantungan ku sama orang lain termasuk asahi. Maaf, aku... Aku—" pecah, pertahanan giselle yang sudah ia tahan mati-matian berdesak keluar secara paksa. Kecewa pada dirinya sendiri, tentu saja. Sebab ia satu hubungan kandas.

Ryujin tersenyum tipis, bukan mengejek atau pun apa ia hanya tersenyum pada kisah nya saja. Gadis berkuncir kuda itu mendongakkan kepalanya saat pelupuk matanya terasa berair. Berkali kali menghirup udara untuk menetralisir rasa sesak di dadanya.

Taman belakang fakultas ekonomi tempat mereka berada—beruntung sepi sehingga tidak ada yang melihat mereka bertiga.

"Gue nggak mau munafik."

Itu ryujin, perempuan dengan sifat tomboinya yang sekarang sedikit demi sedikit mulai terkikis. "Gue akuin gue kecewa, sedih, marah dan banyak hal lainnya yang nggak bisa gue ungkapin. It's annoying. Menyebalkan rasanya kalau di ingat- ingat." Ryujin menghela nafas, manik kembarnya melihat asahi; yang walau raut wajahnya masih sama tapi di matanya tersirat tatapan sendu, Giselle yang menatapnya dengan tatapan rasa bersalah.

"Actually,Masih banyak yang pengen gue utarain tapi gue nggak mau memperpanjang urusan kita. Walau diri gue sendiri nggak mau maafin kalian, dilain sisi hati kecil gue, sisi kemanusiaan gue nyuruh gue maafin kalian gimanapun mungkin gue juga ada salah sama kalian."

Asahi dan giselle mengangguk paham.

"Oke walau kita udah nggak ada status lagi, kita masih teman kan?" Ujarnya dengan senyum di bibir merahnya. Terulur tangannya untuk berjabat.

PANCARONA; txtzyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang