• • •
Tak sabar menanti kepulangannya. Rasa rindu seolah membuncah, meledak. Ia tak sabar. Rasanya ia ingin cepat cepat memeluk seseorang yang ia rindukan setiap harinya, walau sering bertukar kabar melalu pesan tapi itu tak cukup mengurangi kadar ingin bertemu secara langsung, ditambah beberapa bulan kebelakang mereka seperti hilang kontak.Ia marah tentu saja, sebab orang itulah yang semakin jarang membalas setiap pesan yang ia kirim atau jarang memberinya kabar.
"Lia, udah sampai ayo turun."
Lamunan gadis ariendra buyar saat suara lembut mamanya menerobos masuk kedalam indera pendengarannya. Ini akibatnya jika melamun disepanjang perjalanan.
Keluarga kecil itu berjalan beriringan menuju terminal kedatangan, tapi baru setengah jalan orang yang akan mereka jemput sudah berdiri di depan mereka lengkap dengan koper disisi kirinya, tersenyum lebar.
"Soobin!"
"Abang!"
"Mama! Papa!"
Lia justru hanya terdiam di belakang sambil menggendong jieun yang tengah tertidur pulas ditangannya. Air matanya menggenang, sosok laki laki didepan orangtuanya tidak berubah banyak—kecuali tinggi badannya serta aura pemuda itu.
"Li." Suara berat dan lembut itu membuat lia mengusap sisi matanya. Pemuda itu mendekati nya dengan merentangkan kedua tangannya,"Nggak mau peluk?"
Tangis Lia pecah, menyerahkan jieun ke mamanya dan berlari menerjang soobin. Lia rindu; sebab dua tahun tidak bertemu. Soobin harus terbang ke negeri matahari terbit karena soobin terpilih sebagai mahasiswa pertukaran. Menyelesaikan kuliahnya disana serta menjalankan beberapa bulan perusahaan Seokjin yang ada disana.
"Ja...hat! Tapi kangen,hks."
Soobin membalas pelukan hangat saudara perempuannya yang sudah lama tidak ia lihat. Mengecup kilas rambut coklat perempuan dipelukannya. Terkekeh kecil, dia juga sama rindunya dengan si perempuan.
"Gue juga kangen,ay."
"Ke—hks– mana aja sih,Lo? Gue chat ng–nggak di...dibalas." Si perempuan melepas pelukannya, mendongak menatap manik kembar si lelaki,"Udah lupa sama gue,hah?!"
Soobin tertawa ringan,"Jelek banget lo,li kalau nangis." Ejeknya. "Ya kali gue lupa sama lo."
"Ayo anak-anak,kita pulang dulu. Ngobrolnya dilanjut nanti." Ajak papa.
• • •
"Kenapa pesan gue nggak dibalas?" Itu adalah kalimat pertama dari lia setelah membantu soobin membereskan barang-barang.
Soobin menoleh, masih dengan menaruh kopernya didalam lemari. Tersenyum jahil,"Kenapa ya?"
Lia yang sedang duduk diatas kasur dengan mata yang melihat lihat foto-foto soobin lewat laptop si lelaki meberengut kesal. "ish! Nyebelin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
PANCARONA; txtzy
Fiksi PenggemarLingkungan yang sama, rumah yang berdekatan atau biasa disebut bertetangga. Di setiap tokoh memiliki kisahnya masing masing begitu juga mereka yang akan menjadi pameran cerita ini. Persahabatan mereka layaknya sebuah keluarga. Saling melindungi dan...