🥂 🥂 🥂
• • •
Ryujin bolak-balik mengubah posisi tidurnya, mencari posisi ternyaman sebab ia tak kunjung mendapatkan kantuknya disaat chaeryeong sudah tertidur pulas. Dirinya haus, namun terlalu takut untuk keluar.
Rasanya horror saat dirinya benar-benar keluar kamar sendirian apalagi dengan keadaan seperti ini, mati lampu.
Ryujin mengamati chaeryeong dalam gelapnya malam.
"...ini tehnya, kuenya...dimakan...Hmm...Hmm..." Ryujin terkaget saat mendengar chaeryeong bergumam ditambah tangan gadis itu yang bergerak seperti sedang menyajikan teh. Dan hal itu membuatnya merinding. "...kopi? Kopi, nggak ada...hanya teh."
Chaeryeong ngigau. Ryujin segera beranjak dari tempatnya tidur. Kembali melihat chaeryeong untuk memastikan bahwa gadis itu tak terganggu oleh pergerakannya tadi, kemudian membuka pintu dengan perlahan dan menutupnya.
Langkahnya pelan nyaris tak terdengar, ia mengendap-endap berusaha tak membangun kan yang lain. Barangkali belum ada yang tidur. Ia menuju dapur, setelah melepaskan dahaganya ia duduk di sofa ruang tamu.
Ryujin menyilangkan kakinya dan punggungnya bersandar pada sandaran sofa. Matanya terpejam. Ia benar-benar akan tertidur jika tak mendengar suara langkah kaki yang seperti menuruni tangga dari belakang tubuhnya. Tubuhnya membeku saat suara langkah kaki itu semakin mendekatinya. Walau masih merinding ketakutan kepalanya menengok kebelakang, matanya terpejam, berbagai macam ekspetasi buruk mulai menyergap isi kepalanya.
"Nanda? Ngapain malam-malam belum tidur?"
Sontak saja mata yang awalnya terpejam terbuka penuh, saat melihat siapa orang itu ia bernafas lega.
"Dani?—eee, haus?" Jawab ryujin meragu. Walau ruangan gelap ia masih bisa melihat jelas wajah beomgyu karena pria itu membawa ponselnya untuk dijadikan penerangan. Ryujin mengerjapkan matanya berulang kali—dani badmood,huh?
Beomgyu berlalu, melewati ryujin. Terdengar suara dentingan dua gelas yang saling beradu tak lama kemudian beomgyu datang dengan dua gelas yang letakkan diatas nampan dan ponsel yang disandarkan pada gelas itu.
Rasa hangat menyapa telapak tangannya dan kepulan asap terlihat walau tipis sesaat setelah ia menerima gelas dari beomgyu. "Hmm, makasih."
Beomgyu mengangguk, ikut duduk tepat disamping ryujin. "Jadi...hmm... Lo masih ingat haechan?" Tanya beomgyu membawa alih perbincangan mereka.
Ryujin terlihat tampak terkejut saat beomgyu memilih membawa haechan dalam percakapan mereka, pikirannya bagaimana beomgyu bisa membahas haechan? "Errr—ya masih." Jawabannya sambil meminum airnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANCARONA; txtzy
Fiksi PenggemarLingkungan yang sama, rumah yang berdekatan atau biasa disebut bertetangga. Di setiap tokoh memiliki kisahnya masing masing begitu juga mereka yang akan menjadi pameran cerita ini. Persahabatan mereka layaknya sebuah keluarga. Saling melindungi dan...