[14] Perasaan ini...

636 87 16
                                    

🥂 🥂 🥂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥂 🥂 🥂

• • •

Lia dengan tergesa menuruni anak tangga rumahnya, maniknya bergulir cepat mencari seseorang. Tangannya memeluk sebuah novel dengan pipi bersemu. Dia menggigit bibirnya, dan berjalan cepat menyusuri sudut sudut serta lorong dirumahnya. Bibirnya bergumam sesuatu tidak jelas. Semakin cepat semakin cepat ia melangkah hingga berada di halaman depan dan menemukan sosok yang ia cari sedari tadi. "YURIIII!!!"

Yuri yang sedari tadi asik menyirami tanaman dengan alat penyiram bahkan sampai menyanyi lagu random terlonjak kaget hingga menjatuhkan alat penyiramnya. Kepala beserta tubuhnya ikut berbalik, dan menemukan presensi lia dengan wajah memerah. "Iya nona saya disini kenapa sampai berteriak begitu?"

"Yuri! Kamu nggak bilang kalau buku ini... Buku ini-ugh!" Lia meremas buku novel dipelukannya lantaran terlalu malu menjelaskannya.

Yuri yang mengerti maksud lia lantas tersenyum jahil. "Apa nona? Buku apa?"

Lia mendadak salah tingkah, dia membalikkan tubuhnya dan berjalan masuk kembali. Percuma bertanya pada yuri yang ada dia akan di goda. "Lu-lupakan."

"Nona sudah membacanya? Bagaimana? Baguskan? Sama seperti tuan dan nona."

"Hentikan Yuri!"

"Apakah nona-ekhem!" Yuri semakin gencar menggoda lia.

"Apa? Apa maksud dari ekhem mu itu?!" Sengit lia menutupi rasa malunya. Dasar novel sesat! Yuri juga sama sesatnya! Lia mendumel dalam hati.

"Nona mengaku saja, tidak usah malu-malu~ saya paham kok." Goda Yuri semakin menambah rona merah di pipi Lia.

"IHHH!! APA!!??" Lia bersungut dan tanpa sengaja kakinya tersandung mainan jieun yang tertinggal. Novelnya terlempar hingga terbuka dan pas sekali menampilkan tulisan yang membuat yuri semakin gencar menggoda. Lia bangkit dan memungut kembali buku itu. "NGGAK!! JANGAN BERPIKIR MACAM-MACAM YURI!!"

Yuri terkikik melihat reaksi lia yang sangat di luar dugaannya. "Ssstt! Nona saya mengerti. Itu hal biasa untuk wanita seumuran nona mengalami hal seperti ini."

"Tidak... tidakk! SERIUS TIDAK!"

"Nona bohong~" goda Yuri.

"HIIH!! APA KAU-"

"Bohong,ah~"

"Hihhh! Terserah!" Dengus lia kehabisan kesabaran, ingin menjelaskan tapi selalu di potong tak diberi kesempatan dan itu membuatnya jengkel setengah mati sampai rasanya dia ingin menjahit mulut cerewet yuri.

PANCARONA; txtzyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang