🥂 🥂 🥂
• • •
"Lia?"
Suara itu membuat Lia mendongak. Didapatinya seorang perempuan yang usianya sepantaran dengan yeonjun menatapnya. Lia dapat memastikan bahwa suara tadi adalah milik perempuan itu, menilai dari sumbernya.
"Ganggu nggak?" Tanya nya dengan senyuman sekarang.
Lia menjawab dengan agak canggung. "Nggak,kok."
"Aku duduk ya?" Tanyanya lagi dan mendudukkan tubuhnya di samping tubuh lia.
Kabar baik atau kabar buruk? Lia tidak tahu, ia hanya mengangguk membolehkan.
Kenapa ini?
"Apa kabar?"
"Baik."
Padahal untuk saat ini lia hanya ingin sendiri terlebih dahulu, hanya untuk sekedar menenangkan diri,pikiran dan hatinya. Tapi sepertinya semesta tidak mengijinkannya.
"Kak arin apa kabar?"
"Baik." Jawabannya seadanya.
Hening, satu kata untuk mendeskripsikan keadaan sekarang.
"Maaf dan terimakasih." Ucapnya yang terdengar tulus.
Lia menoleh dengan raut tak mengerti. "Kenapa?"
"Kenapa apanya?" Tanyanya balik.
"Kenapa bilang 'makasih dan terimakasih'?"
Perempuan itu—arin membulatkan mulutnya lalu mengangguk-angguk. "Ohh... Itu. Cuma, maaf karena udah mau direpotin soobin dan terimakasih karena udah jaga dan kasih soobin kasih sayang yang harusnya aku dan keluargaku yang ngelakuin. Maaf dan terimakasih."
Lia tersenyum kecil. "Nggak masalah. Aku suka."
Arin tersenyum lagi tapi kali ini hanya ia yang tahu artinya.
"Pasti berat ya?"
"Aku hanya sedikit mungkin soobin."
Arin terkekeh, "Aku tahu. Tidak hanya soobin, kita semua juga merasakannya." Kepalanya mendongak menatap langit di taman rumah sakit yang terlihat mendung dan terang secara bersamaan. "Sepertinya langit sedang sedih dan senang."
KAMU SEDANG MEMBACA
PANCARONA; txtzy
Fiksi PenggemarLingkungan yang sama, rumah yang berdekatan atau biasa disebut bertetangga. Di setiap tokoh memiliki kisahnya masing masing begitu juga mereka yang akan menjadi pameran cerita ini. Persahabatan mereka layaknya sebuah keluarga. Saling melindungi dan...