[41] Pagi pertama

551 79 4
                                    

🥂 🥂 🥂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥂 🥂 🥂

• • •

Sinar matahari menerobos masuk melalu celah-celah kecil ventilasi dan jendela-jatuh menimpa wajah dua manusia yang kemarin mengikat janji suci. Salah satu dari mereka terusik akan kehadiran sinarnya yang menyilaukan, bulu mata itu bergetar menandakan pemilik yang akan terbangun. Pemandangan pertama yang ia lihat setelah membuka mata adalah seorang perempuan yang masih terlelap nyaman sedang memeluknya, terlihat tidak terusik oleh sinar matahari karena posisinya yang membelakangi, serta tenggelamnya wajah itu di dadanya.

Yeonjun berkedip beberapa kali menyesuaikan penglihatannya-saat merasa jelas, di bibirnya tersungging seulas senyuman. Jari telunjuknya bergerak menyentuh pipi sang isteri yang tampak menggoda untuk di cubit. Akibatnya, perempuan itu mulai merasa terganggu.

"Pagi." Sapa yeonjun yang suaranya masih sedikit serak karena bangun tidur-yeji disana terdiam dengan mata berkedip, lalu setelahnya ia terduduk dengan raut terkejutnya yang mana membuat yeonjun juga ikut terkejut.

"Kak udah pagi?" Tanya yeji dengan menatap yeonjun. Yeonjun mengangguk walau masih dalam keterbingung-annya akan tingkah yeji. "AAAA-aku belum sholat subuh!" Yeji memekik dilanjutkan dengan suara lirih yang dibuat horor.

"Emang."

"Kakak udah?"

"Udah." Jawaban santai dari yeonjun membuat yeji membulatkan matanya.

Yeji mendesis dalam hati, mengambil guling dan memukulkannya pada tubuh suaminya itu. "Kok nggak dibangunin?!"

Yeonjun tertawa kecil sedikit meringis. Menangkap guling yang yeji gunakan, menatap mata yeji yang tampak kesal. "Maaf, kamu tadi pulas banget. Nggak tega bangunin kamu."

Yeji tampak melunak, dia menghela nafas pendek. "Ya udah. Awas, aku mau mandi."

"Kamu marah?"

Yeji mengangkat sebelah alisnya, bibirnya mengerucut. "Sedikit, tapi lain kali bangunin aja."

Yeonjun mengangguk, masih ada rasa bersalah.

Yeji merasa gemas dan tidak tega juga melihat yeonjun yang tampak memelas. Ia tanpa sadar mengelus pipi yeonjun dan menunduk setelahnya mencium pipi yeonjun sekilas.

Yeonjun terkaget, dan yeji wajah sudah memerah.

"Gemasnya." Lirih yeonjun setelah melihat wajah malu-malu yeji.

"A-aku mandi dulu." Yeji berujar tergagap, dan berlari ke kamar mandi dengan tergesa-gesa. Pagi-pagi jantungnya sudah dibuat olahraga.

Yeonjun menggelengkan kepalanya, memalingkan wajahnya kesamping. Dan menyentuh dadanya, rasanya berdebar. Apa dia sakit?

Tok tok tok!

"Yeonjun, yeji,nak. Udah bangun?"

Suara mama Wendy terdengar. Membuyarkan lamunan yeonjun.

PANCARONA; txtzyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang