[52] Harus Bagaimana?

470 72 7
                                    

🥂 🥂 🥂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥂 🥂 🥂

• • •

Malam kembali bertahta, akan rasionalitas kepala yang di ujung buana. Malam ini, suhu terasa lebih dingin dari biasanya—atau hanya dia yang merasa begitu? Di gelapnya tengah malam, semuanya terasa sumbang.

Dalam sunyinya malam, putri atmadja terduduk. Di temani bunyinya hewan malam dan kerlap lampu taman depan rumah.

Perempuan itu—merenung. Menatap penuh dengan manik yang kian memburam pada kertas ditangannya. Ia meremat kertas ditangannya hingga kertas usang itu hingga terdapat kerutan di pinggirnya.

Memikirkan kembali sekian banyaknya kemungkinan, kejadian beberapa jam yang membuatnya seperti mati rasa dan bersalah di saat yang bersamaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memikirkan kembali sekian banyaknya kemungkinan, kejadian beberapa jam yang membuatnya seperti mati rasa dan bersalah di saat yang bersamaan.

Dengan isakan yang mulai keluar kembali dari bibir kecilnya, ia menangis sendiri dalam gelapnya malam. Menyalahkan dirinya sendiri, mengapa dulu ia terlalu gegabah? Apa dulu ia terlalu putus asa hingga ia dan yeonjun harus membuat catatan bodoh itu? Ya, mungkin dulu ia memang seputus asa itu.

Pada Akhirnya, semua terbongkar sudah. Sang ayah murka, tampak kecewa.

Pernikahan bukan permainan. Pernikahan bukan hanya tentang bagaimana dua orang disatukan, tapi juga bagaimana kalian memahami setiap hubungan kalian nanti. Tapi apa yang papa temukan disini?! Kalian menikah karena ini?! Kenapa kalian bertindak seperti ini?

Apa kalian se frustasi itu hingga kalian harus membuat catatan ini?

Rasa-rasanya menohok sekali jika diingat lebih banyak.

Dengan telapak yang membekap bibir, sebisa mungkin, meredam isak tangis nya. Semua sudah terjadi, tidak bisa menyalahkan seseorang, karena murni yang salah adalah dirinya dan yeonjun. Sang ayah sudah mengetahui semuanya.

"Hhhhhma–maaf,papa. Maaf, ye–yeji gak bermaksud."

Lama ia terisak dan bergumam tak jelas, hingga ia akhirnya terlelap dalam mimpi panjangnya di dalam kamar miliknya—sendiri.

PANCARONA; txtzyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang