[11] Him

634 92 24
                                    

🥂 🥂 🥂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥂 🥂 🥂

• • •

Total 4 hari setelah kepulangan mereka dari liburan. Dan kini... Mereka sudah kembali ke aktivitas sehari-hari. Sama halnya dengan gadis yang berbalut seragam sekolah ini, rambutnya yang di kuncir dua di belakang telinga membuat kesan imut dan lugu pada si gadis.

Yuna–putri tunggal bintara itu sedang menunggu jemputan nya datang. Sesekali ia melihat ponselnya  berharap orang yang dihubungi bisa menjemput nya. Karena Yuna kelas akhir maka dia pulang lebih lambat dari kelas tingkat lainnya.

Ting!

Ponsel Yuna berdenting menandakan ada notifikasi pesan yang masuk. Dengan segera Yuna membukanya, senyum yang tadi ia sempat sunggingkan hilang dalam sekejap ketik membaca pesan singkat yang dikirim dari seseorang yang ia harapkan.

Kak kai-nanthan : Sorry Yun, gue lagi nemenin wonyoung.

Yunaa : Ouh... Oke,kak. Nggak papa. Yuna pulang bareng temen aja kalau gitu.😃

Yuna menghembuskan nafas, ada sedikit kekecewaan yang memcongkol di hatinya. Tapi apa boleh buat? Mungkin ini nasibnya. Bertambah sial mengingat fakta bahwa sang supir tidak bisa menjemputnya hari ini di karena sopir sedang mengambil cuti libur. Sekali lagi, Yuna menghembuskan nafas menjadi kesal sendiri.

Tapi saat Yuna baru berdiri dari kursi ada seorang gadis yang menghampiri nya. Yuna memperhatikan nya dari bawah ke atas, bukan. Bukan untuk menilainya akan tetapi hanya untuk memastikan apakah yuna mengenali gadis ini.

"Halo, kamu belum di jemput?"

Suara itu membuat yuna yang mengingat-ingat jadi buyar seketika.

"A-aa... Iya belum." Yuna meringis kikuk.

Gadis itu membulatkan mulutnya,"Ah iya! Maaf ya aku sok asik dan sok dekat. Hehe." Gadis itu duduk di kursi membuat yuna kembali duduk. "Eumm... Aku siswi pindahan. Baru disini dan aku belum ada temen."

Yuna mengangguk paham. "Ohh...murid baru ya, pantas nggak kenal. Ngomong ngomong soal temen, mau temen sama aku?"

Gadis itu menoleh dengan wajah berseri-seri. "Benarkah? Bolehkah?"

Yuna jadi ikut berseri-seri. Gadis dengan kuncir dua itu mengepalkan kedua tangannya dan mengangkatnya sebatas dada. Mengangguk-angguk menyebabkan rambut kuncir duanya ikut bergoyang. "Boleh! Ayo. Aku yuna."

PANCARONA; txtzyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang