[40] The Day

548 81 29
                                    

🥂 🥂 🥂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🥂 🥂 🥂

Tak terasa hari itu telah tiba. Hari dimana ikatan suci antar dua anak manusia akan terlaksana dalam hitungan menit. Mengulik lebih jauh dalam jenjang kebersamaan yang lebih erat pula—sebuah pernikahan.

Satu halaman luas yang akan menjadi tempat acara berlangsung telah dihias dengan apik. Dekorasi pun didominasi warna putih bercampur apik dengan bunga berkelopak pastel.

Hingga dimana ketika si mempelai pria menjabat tangan papa dari mempelai wanita dan sang papa yang sebentar lagi akan menjadi papanya juga menempelkan bibirnya ke mic detik itu juga keheningan mulai terasa.

"Bismillahirrahmanirrahim. Ananda Yeonjun Danuar Sanjaya bin Taehyung Sakala Sanjaya, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri kandung saya Yeji Naella Atmadja binti Yoongi Swarna Atmadja  dengan mas kawin logam mulia seberat sembilan belas gram, uang tunai senilai lima puluh juta rupiah, dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!"

Yeonjun mengambil nafas dan menghembuskannya,"Saya terima nikah dan kawinnya Yeji Naella Atmadja binti Yoongi Swarna Atmadja dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!" Suaranya—terdengar tegas dan lantang.

Papa yoongi tersenyum bangga,"Bagaimana para saksi? Sah?"

"SAH!"

"SAAAAAHHH!" Dan koor serempak seisi ruangan akhirnya mengikuti, apalagi koor yang dipimpin oleh beomgyu dan hueningkai yang anggotanya adalah para anak-anak—yang paling kencang mengucapkan kata 'sah' nya membuat semua orang tertawa. Tepuk tangan kagum langsung membanjir. Puji-pujian mengalir—memuji betapa serasinya mereka dan lain sebagainya.

"Alhamdulillah."

Keduanya sama-sama mengusap wajahnya.

Rasa lega menyeruak kedalam hati yeonjun, rasa gugup yang sempat menggelitik perutnya akhirnya sirna setelah ia mengucapkan ijab qobul. Kepalanya menoleh kepada yeji yang sekarang sudah berubah menjadi istrinya. Demi tuhan, mati-matian yeonjun menahan senyumnya mengetahui bahwa yeji sekarang bukan lagi tetangganya.

Beribu-ribu rasa syukur yeji langitkan. Dan sekarang perasaannya terasa nano-nano—rasa lega, bahagia,sedih, dan takut beraduk menjadi satu.

"Ayo, mas,mbak. Ditandatangani dulu ini, baru benar-benar resmi jadi suami istri." Penghulu menyodorkan beberapa dokumen dan buku nikah yang harus ditandatangani oleh keduanya. Dan dengan sigap keduanya menandatangani dokumen dan buku nikah mereka.

"Sekarang dipakai cincinnya."

Sesuai dengan perkataan penghulu mereka kembali menuruti. Saling memakaikan cincin dengan kikuk. Setelah selesai yeji mengulurkan tangannya pelan-pelan.

Beruntung yeonjun cepat tanggap, dirinya menerima uluran tangan yeji dengan lembut.

Diciumnya punggung tangan sang suami—tunggu. Suami? Ah, rasanya malu sekali, ingin menangis dan memeluk sang mama dan berucap 'Mama, sekarang putrimu ini sudah tidak jomblo lagi. Yeji sekarang punya suami.' Inginnya sih begitu. Kembali ke awal, yeji mencium tangan yeonjun sebagai tanda bakti seorang istri kepada suaminya.

PANCARONA; txtzyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang