[4] Terjebak Rasa

1K 139 16
                                    

Maka, hanya ada sunyi yang menghinggap kala kasa putih yang diberi alkohol menyentuh luka ujung bibirnya yang terkoyak, lebam pun juga turut menghiasi wajah tampannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Maka, hanya ada sunyi yang menghinggap kala kasa putih yang diberi alkohol menyentuh luka ujung bibirnya yang terkoyak, lebam pun juga turut menghiasi wajah tampannya.

Luka seperti itu sudah biasa bagi pemuda bungsu Sanjaya.

"Berantem atau jatuh kali ini?"

Rambutnya yang sudah memanjang bergoyang kala pemuda itu sedikit menghindar dari kasa basah yang akan menyentuh lukanya,"Dua duanya."

"Kenapa?"

"Si bangsat itu nuduh gue ngerebut ceweknya! Gue udah bilang kalau gue nggak ngerebut, emang ceweknya aja yang kegatelan tiba tiba dateng nyamperin gue pake acara peluk-peluk. Dianya gak percaya dan malah ngatain mama gue, gue nggak terima akhirnya gue tonjok dia. kepalang tanggung kalo cuma nendang meja."

"Haduh, dek... Kami itu kayak papamu ck." Ucap mamanya— Jennie— yang baru datang dengan dua gelas jus jeruk.

"Loh ya adek nggak terima kalau cowok gak bermoral itu ngatain mama."

Jennie tersenyum teduh, merasa beruntung memiliki putra-putra yang selalu menyayangi serta melindunginya.

"Terus yang jatuh?" Tanya si perempuan yang saat ini sedang jongkok untuk menempelkan plester di lutut beomgyu.

"Tadi gue mau beli cola pake sepeda tapi pas di perempatan gue belok, eh chaeryeong sama Yuna tiba tiba muncul, karena gue kaget gue banting setir tapi malah nyungsruk gara gara gak sengaja nyandung batu."

"Makanya kalau naik sepeda itu jangan ngebut."

"Akh! Shh... Sakit anjir!" Pekik beomgyu saat perempuan itu menekan lukanya.

"Adek!" Tegur mama."Kamu itu lagi diobatin ryujin kok gak bisa anteng bentar?" Jennie mengambil ponselnya saat benda itu berdering, setelah membalas dia menatap dua makhluk berbeda gender didepannya.

"Mama mau ke kantor papa kamu dulu,dek. Nganterin berkas yang ketinggalan. Kamu disini dulu jaga rumah, nanti mbok yum bentar lagi datang." Beomgyu hanya mengangguk saja.

Setelahnya rumah terasa hening kembali, ryujin yang membereskan alat kesehatan nya dan beomgyu yang melihat-lihat rumahnya sendiri.

"Gimana kemarin?" Itu beomgyu yang menanyakan kejadian yang dialami ryujin.

Ryujin menghela nafas lesu, menyingkirkan kotak P3K nya. "Hahh... Nggak baik."

Beomgyu memutar tubuhnya menjadi menghadap ryujin sepenuhnya, menaikkan sebelah alis; Pertanda meminta penjelasan lebih rinci.

"Ceritanya panjang, Beomgyu.." Gemas ryujin.

"Singkatin!"

Ryujin mengerucutkan bibirnya, malas sekali menceritakan kejadian kemarin tentang acara date nya dengan pacarnya. Mendongak menatap manik yang mampu menghipnotis orang yang menatapnya.

PANCARONA; txtzyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang