[39] Kangen

508 83 10
                                    

• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • •

🥂 🥂 🥂

Hueningkai menghela nafas, seolah ada banyak beban yang membebaninya.

Setelah acara pemakaman selesai, rumah keluarga Adamar masih ramai oleh orang yang layat. Ia melihat kedua saudaranya, kak lea tampak masih lemas dengan wajah yang pucat, bahiyyih masih mendung dengan mata pandanya. Lalu beralih ke dua orang tua angkatnya, wajah mami masih terlihat pias, dan papi yang terlihat lelah sekali.

Terakhir pada teman-temannya, yeji dan lia yang saling bersandar setelah tadi menangis, dibelakangnya ada yeonjun dan soobin yang termenung, ada ryujin yang memeluk erat tubuh beomgyu, lalu taehyun dan chaeryeong yang saling menggenggam erat tangan satu sama lain. Dan terakhir ada yuna yang mencoba menghibur adik perempuannya—bahiyyih.

Hueningkai menyingkir, ia berjalan lunglai keluar rumah. Ia berjalan ke arah samping rumah yang terdapat ayunan. Ia mendudukkan dirinya disana, hueningkai sempat merasa tak tega melihat eunwoo yang tampak kebingungan.

Hueningkai mengangkat kepalanya saat mendengar suara seorang perempuan dan suara adiknya. Itu yuna dan eunwoo.

Tanpa sadar ia berteriak memanggil yuna. "Yuna!"

Yuna berjengit kaget disana, kepalanya menoleh cepat dan menemukan presensi hueningkai yang sedang duduk di ayunan. Yuna ingin melarikan diri saja namun urung saat hueningkai melambaikan tangannya dan menyuruhnya untuk mendekati pemuda itu. Dengan langkah ragu-ragu ia mendekati hueningkai dan menyuruh eunwoo masuk kedalam.

"I–iya,kak?"

Hueningkai terdiam dengan mata yang masih menatap wajah yuna. Hueningkai sangat merindukan yuna, ia ingin sekali memeluk gadis itu. Tapi sekon berikutnya ia kembali murung.

Yuna melotot kaget menyaksikan perubahan wajah hueningkai,"Kak kai—kak kai yang ikhlas ya, harus sabar. Jangan berlarut-larut." Ucap yuna dengan kaku, bahkan saat mengelus lengan hueningkai tampak tegang sekali dari wajahnya.

Hueningkai mengangguk lemas, ia menatap lekat-lekat mata bulat yuna. Dari tatapannya tergambar jelas kesedihan hueningkai, membuat Yuna ingin menangis saja. Yuna tidak tega melihat hueningkai yang terpuruk seperti ini. Sampai sadar bahwa ada lia yang berdiri di belakang hueningkai, lia mengkode yuna untuk menghampirinya.

"Kenapa,kak?"

Lia tersenyum lembut, kepalanya menggeleng lalu menyerahkan dua gelas matcha latte kepada yuna. "Buat kamu sama hueningkai, di minum ya?"

Yuna mengangguk, menerima dua gelas tersebut. "Makasih,kak."

Setelah Lia mengangguk dan berlalu masuk kedalam rumah, yuna kembali menghampiri hueningkai.

"Dari kak lia." Ucap yuna sembari menyerahkan bagian hueningkai.

Hueningkai menerima dengan tersenyum kecil. "Makasih."

PANCARONA; txtzyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang