[44] A Faze Feeling

536 74 22
                                        

• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • •

🥂 🥂 🥂

"Kamu nggak ada nembak ryujin,Gyu? Wajah oke tapi mental buat nembak ryujin cuma seujung kuku,hahaha..."

Beomgyu—pria itu berdecak-decak keras menanggapi ejekan kembarannya melalui sebuah panggilan video. Ponselnya ia sandarkan pada toples kaca berisi kerupuk diatas meja makan sementara dirinya membuka satu persatu laci dan lemari dapur, mencari bahan-bahan yang ia perlukan.

"Dikata nembak orang itu kayak ngajak orang main layang di lapangan apa?! Ini nggak semudah yang lo ucapin, ngomongnya aja yang gampang tapi nge-lakuin gak gampang."

Winter di sebrang sana terkekeh-kekeh gembira. Mengabaikan tatapan kesal beomgyu. Sepertinya ini akan menjadi hobi winter mulai sekarang, dan yah—akhir-akhir ini winter sudah mulai melakukan apa yang seharusnya seorang kembaran lakukan, seperti winter yang sudah berani menjahili beomgyu, mengusik beomgyu, merepotkannya, memarahi beomgyu dan memerintahkan beomgyu seenak jidatnya.

"Tapi kan kalau nggak gerak cepat, kamu bisa-bisa keduluan sama yang lain tahuuu... Ryujin gitu-gitu banyak yang naksir."

Beomgyu hanya berdehem kecil menanggapinya, entah terlalu malas untuk menanggapi winter atau dia memang sudah terlalu tau pada yang satu itu—dan kenyataannya dia memang tau sedikit–banyak.

Winter disana berdecak jengkel karena tidak mendapati respon atau balasan dari beomgyu lantas ia memincingkan matanya penasaran, mencoba melihat apa yang kembarannya itu lakukan. "Lagi ngapain itu?"

"Buat nasi goreng." Jawab beomgyu seadanya.

"Yakin bisa?"

Beomgyu mendengus kencang, mengambil sendok dan mengacungkannya pada winter. "Sumpah—kalo lo disini gue pastiin ini sendok bakal ciuman sama jidat mulus lo."

Winter terbahak-bahak, ia bahkan memukul bantalnya kencang-kencang. "Dan kalau aku disana aku lebih pilih makan masakannya abang dari kamu. Tapi sayangnya aku nggak disana." Winter menjulurkan lidahnya dengan sorot mata jenaka yang terpampang di maniknya.

Beomgyu menghela nafas,"Kenapa telpon? Tumben, biasanya telpon cuma lagi butuh. Curiga, lo mau dibawain apa?"

"Iihhh... Curigaan. Eh tapi bener sih, pulangnya nanti bawain strawberry oke? Yang besar-besar pokoknya."

Beomgyu memutar matanya jengah, mengangguk-angguk,"Iya-iya, bawel."

Winter tampak ingin membantah beomgyu namun urung saat ada suara yang memanggil namanya dan beomgyu mendengar nya juga. "WINTER!!"

PANCARONA; txtzyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang