[53] Malam dan Secangkir jahe hangat

429 65 7
                                    

🥂 🥂 🥂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥂 🥂 🥂

• • •

Rasanya baru kemarin rok biru yuna bertransformasi menjadi rok abu-abu, dan dalam beberapa jam lagi yuna akan benar-benar melepaskan rok sekolah menengah atas nya itu.

Waktu benar-benar berlalu dengan begitu cepat. Bahkan mami jihyo sampai tidak percaya bahwa yuna sebentar lagi akan memasuki perguruan tinggi. Bagi mami jihyo rasanya baru seperti kemarin ia melepas putri kecilnya untuk melihat dunia luar dengan sendiri, namun sekarang putri kecilnya itu sudah tumbuh.

Yuna pun demikian, ia tak menyangka dirinya sudah berjalan pada tahap ini—tahap dimana dia akan melihat dunia lebih luas, tahap dimana dia akan menjadi lebih dewasa, tentu saja.

Tak butuh waktu lama untuk yuna memilih dimana ia akan melanjutkan pendidikannya dimana, karena dirinya akan melanjutkan dimana tempat para kakak-kakaknya pernah dan sedang menjalani pendidikan.

Hanya saja satu yang tengah menjadi kecemasannya sekarang. Pengumuman kelulusan sebentar lagi akan diumumkan, dan itu berhasil membuat perasaan yuna seperti di porak-porandakan. Yuna berharap ia lulus dengan nilai yang memuaskan. Walau, kedua teman laki-lakinya serta bahiyyih sudah menyakinkan dirinya bahwa dia akan lulus dengan nilai yang memuaskan.

"Yun... Yuna!" Pemuda di seberang bangkunya berbisik memanggil namanya.

Yuna menoleh dengan tatapan bertanya. Bibirnya bergerak membuat sebuah kata, 'apa?'

"Lo deg-degan ya?"

Baru yuna akan menjawab, namun dengan cepat pemuda di belakangnya menyela.

"Ya iyalah, kalau gak ya matilah!"

Pemuda sebelumnya mencebik kesal, dan kembali menegakkan tubuhnya. "Ya iya juga sih." Gumamnya yang dapat didengar oleh yuna.

"Jay, yuna, sunoo." Tegur seorang guru yang berdiri di depan kelas dengan tersenyum kalem.

Ketiga anak itu langsung terdiam tak berkutik. Apalagi saat seluruh perhatian anak kelas tertuju pada mereka.

"Maaf Bu guru, maaf teman-teman. Ayo bu lanjutin, by the way Bu saya lulus gak bu?" Seru sunoo yang di akhiri oleh pertanyaan.

Bu guru hanya terkekeh, kemudian kembali membacakan nama-nama murid dan menyerahkan maps yang berisi surat kelulusan. Membacakan Nama Jay dan sunoo. Lalu hingga nama yuna di panggil.

"Yuna Auristella Bintara." Nama Yuna dipanggil, membuat gadis itu segera beranjak untuk berdiri. Jay dan sunoo menyemangatinya.

Yuna kembali dengan raut yang sedikit lega. Di kedua tangannya terdapat sebuah maps dan satu buket kecil bunga—tidak hanya yuna, semua murid pun juga mendapatkannya.

"Jangan di buka dulu, loh yun. Tunggu, bareng sama bahiyyih." Peringat Jay.

• • •

PANCARONA; txtzyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang