Chapter 57

17 7 0
                                    

"Wah Vin,udah-udah ayo"Ucap Wawan berusaha menenangkan Vina.

Sedangkan Vina sama sekali tidak mendengarkan ucapan Wawan.
Vina berontak melepaskan pegangan Wawan lalu mencoba menarik rambut Monna.

"Awww lepasinn!!"Teriak Monna kesakitan lalu membalas menarik rambut Vina.

"Stop!stop!!!" Teriak Agra memisahkan mereka berdua.

Agra,Malik,dan Wawan sampai kewalahan akan tingkah Vina dan Monna.

"Wan,bawa langsung si Vina" Ucap Agra.

Wawan yang sudah kewalahan itu,tidak punya cara lain.Ia langsung menggendong Vina.

"Wan lepasin!!turunin gue!!"Teriak Vina mencoba berontak dipangkuan Wawan.

"Dasar pengecut lo!!"Teriak Monna.

"Lo yang pengecut!!"Vina dengan kemarahan yang meluap-luap.

"Lo kenapa sih Mon?gak disekolah,gak disini selalu aja bikin masalah"Ujar Agra yang mulai jengkel dengan sikap Monna yang kekanak-kanakan.Padahal seharusnya Monna bisa lebih dewasa sebagai Kakak kelas.

Monna hanya menatap Agra dengan penuh harapan agar Agra bisa mengerti bahwa semua yang ia lakukan semata-mata hanya untuk mendapatkan cintanya.

"Monn?gue tanya lo,jawab!!"Bentak Agra.

Monna langsung pergi dengan penuh rasa kecewa.

"Tunggu Monn!!"Teriak Ririn menyusul
Monna.

"Udah turunin"Ucap Vina

Wawan pun menurunkan Vina didekat tempat duduk yang tidak jauh dari sana ada Mira dan Fatir sedang menenangkan diri.
Mira yang melihat Wawan dan Vina segera berjalan menghampiri mereka berdua.

"Vin?lo gak papa kan?"Tanya Mira.

"Gak papa,cuman gue kesel aja,ngapain gue dipisahin.Gue belum puas tau gak"

"Wah Vin,lo itu cewe gak pantes berantem kayak gitu" Sahut Wawan.

"Iya bener Vin kata cowo lo"

"Btw sorry ya,semua ini gara-gara gue,jadi lo yang berantem sama Monna."Tambah Mira.

"Ngapain harus ngerasa bersalah,jelas-jelas disini yang salah itu si Monna."Ujar Fatir.

"Iya tapi tetep aja--"

"Udah gak usah dipikirin lagi,si Monna emang kayak gitu,suka cari sensasi"Potong Fatir.

"Mending sekarang kalian pulang aja ya?"Tambah Fatir.

"Tapi kan ini belum waktunya pulang" Sahut Mira.

"Gak papa,nanti biar gue yang bilang sama Kak Rifan"

"Disini ketuanya gue,bukan Kak Rifan lagi" Sahut Agra yang tiba-tiba saja ada disana bersama Malik.

"Oh sorry gue lupa,ini Mira sama Vina mau pulang gue minta izin sama lo sang ketua" Jelas Fatir sambil menepuk bahu Agra.
Melihat perlakuan Fatir,Agra merasa bahwa dirinya sama sekali tidak dihargai dengan sikap Fatir yang seolah-olah menghina dengan cara seperti menghormati.

"Ayo Mir,biar gue yang anterin"Ajak Fatir.

Mira hanya menganggukkan kepalanya,dengan keadaan sekarang ini rasanya dia sangat malas jika harus banyak mengeluarkan suara.

"Wah ayo,lo juga gue yang anterin Vin"Ucap Wawan.

Mira segera menaiki motor Fatir sambil menatap ragu ke arah Agra dan Malik.
Dia sadar pasti Malik cemburu,tapi dia merasa bingung dengan tatapan dan raut wajah Agra yang seperti kesal melihat dirinya bersama Fatir.

Melihat Mira diantar pulang oleh Fatir membuat Agra dan Malik merasa kesal.
Mereka tidak berkata apa-apa lagi Agra lalu langsung masuk kembali ke ruangan gor,begitu pun Malik.

"Udah cukup,gue gak bisa kayak gini gue bakalan dapetin Mira"Gumam Agra.

"Urusan sama Malik belakangan"Gumam Agra lagi.

****
Dikantin gor ada Monna dengan rasa amarahnya yang juga belum mereda ditambah rasa sedih dan kecewa atas harapnya terhadap Agra yang belum juga tercapai.

"Monn,kayaknya Mira sama Vina udah pulang duluan deh,soalnya diluar juga gak ada"Ucap Ririn.

"Bodo amat,gue gak peduli"Jawab Monna dengan perasaanya yang campur aduk.

"Udah lah Monn,ini harusnya jadi peluang lo,biar bisa berduaan sama Agra."

"Lo liat sendiri kan tadi?Agra bentak gue"Ucap Monna.

"Gue bingung deh sama manusia,apa susahnya sih kalo ada orang cinta dan sayang itu tinggal bales aja dengan perasaan yang sama bukannya malah dibiarin bertepuk sebelah tangan,dipikir enak apa nahan rasa sakit,enak gitu jatuh cinta sendirian?mungkin bener kata orang kalo gue orang gak bener,jahat atau apalah itu,tapi gue juga bisa sakit hati karena gue juga bisa sayang sama orang" Monna meluapkan seluruh kata yang selama ini mungkin tidak pernah ia katakan pada Ririn dengan meneteskan air mata.Sehingga membuat Ririn menatap haru dan merasa iba,ia tidak bisa mengatakan apapun untuk menghibur sahabatnya.


Salah Pilih (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang