[Chp.01] Isekai?

7K 464 79
                                    

Reader POV

Aku membuka mataku perlahan. Netra mataku menangkap sebuah cahaya yang cukup silau sehingga aku harus menstabilkan penglihatanku. Plafon? Itu yang kutangkap setelah pandanganku menjadi lebih jelas. Dan sebuah lampu yang terpasang.

"Oh, kau sudah sadar?" Aku menolehkan kepalaku. Manik mataku mendapati seorang pria tua berjanggut berjalan ke arahku. 'Sepertinya dia sudah berumur, ya?' Pikirku.

Aku membangkitkan tubuhku, menduduki ranjang dengan tubuh yang setengah di tutupi selimut. Dan di sinilah baru kusadari sesuatu. Tubuhku mengecil. Apa ini? Tubuh anak umur 4 tahun? Aku menatap bingung pria tua disampingku yang telah duduk di sebuah kursi.

Dia terbatuk pelan lalu berkata, "Aku menemukanmu di dekat tumpukan sampah. Dan kupikir tidak salah kalau aku membawamu ke rumahku." Dia seperti bisa membaca pikiranku. Lalu dia berkata lagi, "Semuanya terbaca kok dari wajahmu." Aku mengangguk mengerti.

"Oh aku belum mengenalkan diriku ya? Maaf maaf." Katanya sambil menggaruk belakang lehernya. "Perkenalkan namaku Karui, Nana Karui. Kau boleh memanggilku Karui."

Aku terdiam. Sibuk berpikir, normal tidak ya bocah 4 tahun sudah bisa ngomong? Harusnya sudah bisa dan normal, kan?

"[Y/N] [L/N].." Kakek bernama Karui itu mengangguk pelan. Lalu beranjak dari kursi pergi ke suatu tempat. 'Aneh', pikirku.

Lagipula ini dimana? Apa aku reinkarnasi? Terlahir kembali? Tapi aku bisa mengingat dengan jelas apa yang terjadi di kehidupanku sebelumnya. Terutama saat aku tidak sengaja tertabrak oleh truk-kun yang dikendarai oleh orang ugal-ugalan.

Ugh, rasanya kalau bisa memarahinya aku ingin memarahinya. Kalau bawa kendaraan yang benar dong. Kuharap dia masuk penjara atas perbuatannya.

Tiba-tiba tercium bau masakan dari arah pintu masuk. Aku sekali lagi menoleh mendapati Karui-san datang membawa nampan makanan yang berisi sepiring makanan, segelas minuman, dan sepasang sendok juga garpu. "Kau pasti lapar, kan?" Tanyanya ramah. Aku mengangguk pelan.

Karui-san lalu menutup pintu, mengambil meja kecil dan meletakkan nampan makanan itu di sana. Meja kecil itu dia letakkan tepat di samping tempat tidur yang kupakai.

"Kau termasuk orang yang jarang bicara, ya. Apa yang ada ingin kau tanyakan?" Aku mengumpulkan keberanianku, lalu mengucapkan satu pertanyaan yang paling membuatku penasaran. "Karui-san, ini dimana?"

Tangannya bergerak memberikan sepiring makanan kepadaku dan menjawab dengan singkat. "Kota Meteor."

Aku tertegun. "Kota Meteor...?" gumamku.

Heh? Kota Meteor? Dimana? Hah? Kenapa rasanya aku familiar dengan nama itu? Seperti aku pernah mendengarnya. Meteor.. meteor.. ah! Kota Meteor! Hunter × Hunter!

Tapi bagaimana bisa?! Maksudku ini tidak masuk akal. Aku bisa masuk ke isekai jalur truk-kun?! Ini beneran? Wah kalau beneran aku berasa jadi kayak karakter-karakter di ff yang sering kubaca. Dimana dia-si karakternya-masuk ke isekai lewat jalur truk-kun.

"Nah sekarang karena kau sudah tau, ayo kau harus makan." Aku menerima pemberian Karui-san, rasanya enak. "Kau suka?" Aku mengangguk antusias.

Muncul lagi satu lagi pertanyaan, kenapa aku bisa berada di kota ini?

"Nee, Karui-san..," aku menerima gelas air yang dia berikan, menenguk air dari gelas tersebut lalu melanjutkan pertanyaanku. "Kenapa aku bisa ada di kota Meteor?" Ah kali ini dia terdiam.

Aku menatapnya bingung. Dia seperti baru saja mengalami hal yang paling berat dalam hidupnya. Berkali-kali kulihat dia membuang napasnya. Seberat itukah pertanyaan yang kuajukan? Kenapa reaksinya sampai seperti ini?

My Duty [Hunter×Hunter x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang