SAGAKEYLA | 12

4.8K 255 403
                                        

"Hanya orang bodoh, yang ingin mengganggu kehidupan orang lain."

Adinda Amora Mexico

——Happy reading——

"Mami, anakmu yang paling tampan ini pulang," teriak Saga memasuki rumah, yang langsung disambut pukulan di kepalanya dari sang papi. "Aduh! Sakit, Pi."

"Gak sopan kamu ya, masuk rumah bukannya ngucap salam malah teriak-teriak, kaya orang utan!" desis sang papi—Ferry Febriano.

"Maaf ... Saga lupa," gumam Saga sambil meringis pelan.

Ferry mendelik sinis ke arah Saga. "Kebiasaan!"

Saga langsung berjalan cepat ke arah sang mami yang duduk di sofa ruang TV, lalu mulai merengek di sampingnya. "Lihat tuh, Mi, masa Papi mukul anak kesayangan Mami, sih."

"Yaampun, sayang. Mana yang sakit, Nak?" tanya sang mami.

Saga menunjukkan bekas pukulan Ferry tadi. Bukannya dielus, sang mami malah memukul kepalanya dengan cukup keras.

"Aduh, Mami! Kok malah dipukul, sih?" pekik Saga tertahan. Ia mengelus-elus kepalanya yang terasa sakit.

"Itu hukuman, karena kamu udah tawuran tadi malem!" tukas sang mami—Chatrine Olivia.

Saga sedikit menekuk bibirnya ke bawah. "Mami tau dari mana, kalau Saga tawuran? Mami mata-matain Saga, ya?"

"Gak penting, Mami tau dari mana. Yang Mami mau tau, apa untungnya sih tawuran? Apa dengan tawuran kamu bakal dibilang laki-laki hebat? Iya?!" Chatrine menghela nafas panjang, guna menahan amarahnya. Bukan apa-apa, ia hanya tak ingin anak semata wayangnya itu kenapa-napa.

Saga menunduk, lalu menggeleng pelan. "Enggak, Mi."

Chatrine menatap Saga jengah."Kalau gitu, kenapa kamu tawuran?"

"Abisnya Saga kesel Mi, masa si monkam ngelempar Saga pake duit, bilangnya Saga butuh duit dia. Padahalkan, Saga anaknya Papi Ferry, yang notebennya orang kaya di kampung ini!" jelas Saga menggebu-gebu. Saga membusungkan sedikit dadanya, saat Ferry memberikan tepukan bangga di pundaknya, tapi ia sedikit menghindar saat tepukan itu semakin keras.

Chatrine mengernyit bingung. "Monkam? Siapa?"

Saga menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa. "Monyet kambing, si Naufal jelek, Mi."

"Muka dia kan kaya monyet, terus badannya kurus banget, kaya kambing kekurangan gizi," terang Saga saat sang mami menatap aneh ke arahnya.

Plak!

"Kok kamu body shaming, sih?" tanya chatrine sedikit kesal.

"Bukannya body shaming, Mi, tapi kenyataannya memang gitu," elak Saga sambil mengelus lengannya yang dipukul oleh Chatrine. Pukulan yang lumayan keras, sampai ia meringis kesakitan.

"Ah, Mami gak peduli, pokoknya Mami gak mau sampai kamu ketahuan tawuran lagi!" tegas Chatrine.

"Berarti kalau gak ketahuan boleh ya, Mi?" tanya Saga tersenyum kecil seraya menaik turunkan alisnya.

"Boleh aja, kalau kamu udah siap kehilangan motor kesayangan kamu itu!" ucapnya telak. Chatrine tidak mau lagi mendengar pembelaan apapun, yang keluar dari mulut anaknya.

Saga menghela nafas gusar, ia melepas jaket di tubuhnya, lalu memejamkan mata. "Mami kenapa tadi nelpon Saga, nyuruhin Saga pulang cepet? Kangen ya sama Saga?"

"Enggak juga. Tadinya Mami mau nyuruh kamu beli telur, tapi gak jadi." Chatrine menatap teduh wajah Saga.

"Oh." Saga hanya mengangguk kecil.

SAGAKEYLA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang