"Ternyata dikhianati diri sendiri lebih menyakitkan, dari pada dikhianati orang lain."
–Bastian Abraham–
——Happy reading——
"Udah, Key." Darel menolak suapan yang kesekian, merasa perutnya sudah kenyang, Lebih tepatnya, tidak nafsu makan.
"Baru juga beberapa suap, sedikit lagi abis, Rel." Keyla membujuk Darel, tapi laki-laki itu menggeleng tidak mau. Membuatnya menghela napas panjang. "Yaudah, deh. Sini, minum obatnya dulu."
Darel meminum beberapa obatnya dengan cepat, lalu meneguk habis segelas air putih.
"Utututu, pinternya." Keyla mencubit kecil pipi Darel, membuat laki-laki itu terkekeh kecil.
"Cepet sembuh, ya." Keyla menaruh tangan Darel di pipinya, menatap laki-laki tampan yang tersenyum lemah ke arahnya.
Darel mengangguk dengan mata terpejam sebentar. "Aku bakalan sembuh, asalkan kamu gak sedih lagi."
"Aku janji gak akan sedih, yang penting kamu sembuh." Keyla mengangguk tersenyum, lalu mengecup tangan Darel.
"kamu istirahat ya, biar gak capek." Darel mengangguk nurut. Lalu mulai memejamkan matanya, dengan tangan yang masih terus menggenggam tangan Keyla.
Keyla tersenyum sendu melihatnya. Sungguh, ia tak kuat jika harus kehilangan Darel. Mataharinya.
Setelah merasa sudah pulas, Keyla melepas genggaman tangan Darel. Membenarkan selimut laki-laki itu, lalu mengecup keningnya.
"Lekas sembuh, orang baik," bisik Keyla sebelum meninggalkan Darel.
"Ke kantin bentar gapapa kali, ya? Laper banget," gumam Keyla menutup pintu ruang rawat Darel. "tapi, masa Darel sendirian? Tante Mira sama Abang kemana lagi?"
"Maaf ya, Rel. Janji gak akan lama." Dengan berat hati, Keyla mulai melangkah menuju kantin rumah sakit.
"Eh?" Gadis berambut ikat kuda tersebut menghentikan langkahnya, saat melihat sosok tak asing berdiri tak jauh darinya. "Itu ... Babas bukan, sih?"
"Tapi, ngapain Babas di sini? Keluarganya ada yang sakit, atau anak Calderick?" terka Keyla penasaran.
Meski ragu dan tak yakin, Keyla tetap memantapkan langkahnya untuk mendekati laki-laki itu. "Babas?"
Laki-laki tersebut tersentak kaget saat melihat kehadiran Keyla. "Eh, Key."
"Lo ngapain di sini, Bas? Lagi jenguk keluarga, atau anak Calderick ada yang sakit?" tanya Keyla membuat Bastian terdiam, tak tahu harus menjawab apa.
Keyla menatap pasien dari kaca bulat yang ada di pintu dengan seksama. "Loh, itu Naufal, ya?"
Bastian mengangguk pelan, ia belum mengeluarkan suaranya.
"Lo ngapain di depan ruangan Naufal, terus dia kenapa bisa dirawat di sini?" tanya Keyla lagi. Bastian masih tetap bungkam, membuat Keyla menatap laki-laki di hadapannya itu dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Bas, jangan bilang kalau ...." Keyla sengaja menggantung ucapannya. Ia yakin, Bastian tidak melakukan hal yang ia pikirkan.
Bastian menunduk dalam, dengan mata terpejam. "Gue yang buat dia masuk rumah sakit."
Keyla menatap Bastian tak percaya, saat dugaannya ternyata benar. "Kenapa, Bas? Kenapa lo lakuin itu? Dia punya salah sama lo? Kalau punya selesaiin baik-baik, jangan pake cara kekerasan."
"Gue lakuin ini semua, karena lo, Key." Bastian menatap Keyla, membuat gadis itu menatapnya tak mengerti. "Dia udah lecehin lo, Key. Gak mungkin gue diem aja saat tau lo dilecehin. Untungnya, Saga gak tahu hal ini. Kalau dia sampai tahu, mungkin Naufal udah mati sekarang."

KAMU SEDANG MEMBACA
SAGAKEYLA (TERBIT)
Fiksi Remaja(Sudah terbit dan open po di ig @luxurypublisher1) Beberapa part terakhir sudah diunpub Saga Febriano. Pria dingin dan irit bicara, sekalinya berbicara perkataannya bisa menyakiti orang lain. Selalu memakai seragam urak-urakan, tapi penampilan terse...