"Sekecewa apapun aku, aku akan tetap melihatmu dari sisi baikmu."
–Adira Raveena Taleetha–
——Happy reading——
"Darel!"
Darel mengurungkan niatnya yang ingin menaiki motor, lalu menatap gadis yang tengah berlari ke arahnya.
"Iya, kenapa?" tanya Darel menatap gadis manis di hadapannya itu.
"Lo mau pulang, kan? Gue boleh nebeng, gak? Soalnya hari ini gue gak bawa mobil," tanya gadis itu penuh harap. Sudah lama sekali ia ingin pulang bersama Darel, tapi keinginannya itu tak pernah terwujud.
"Maaf ya, Dir, aku gak bisa nganter kamu pulang. Soalnya aku mau jemput–"
"Sahabat lo?" potong gadis bernama Adira Raveena Taleetha, salah satu teman Darel di SMA Harapan Bangsa. Bukan hanya teman satu sekolah, Adira bahkan teman sekelas juga sebangku dari Darel Angkasa.
Darel mengangguk pelan, membuat Adira menipiskan bibirnya. "Gue mau ngomong jujur sama lo, Rel."
"Kayanya penting nih, mau ngomong apa, hmm?" tanya Darel menatap Adira teduh.
Adira menatap wajah Darel dengan teliti, juga penuh kagum. Terasa tenang saat pandangannya tepat mengenai netra hitam kecokelatan milik Darel. "Gue ...."
Darel sedikit mengernyit bingung, saat nada bicara Adira terdengar ragu. Bahkan gadis itu tampak meremas androk abu-abu yang tengah dipakainya.
"Gue suka sama lo!" tukas Adira dalam satu tarikan napas.
Darel terdiam kaget, ia tak percaya atas apa yang Adira ungkapkan. Gadis itu menyukainya? Bagaimana bisa? Padahal selama ini ia selalu menjaga jarak pada siapapun, terutama para gadis, agar tak ada yang masuk ke kehidupannya lebih jauh lagi.
"Gue suka sama lo, Rel! Gue suka sama lo, sejak awal kita kenal," ucap gadis itu lantang.
"Dir." Darel bingung harus menjawab apa, pasalnya ia baru pertama kali di hadapi situasi seperti ini. Meskipun Darel memiliki banyak penggemar perempuan, tapi tidak ada yang seberani Adira, yang mengatakan dengan terang-terangan padanya.
"Awalnya gue gak peduli sama apa yang ada di diri lo, atau apapun yang lo lakuin. Tapi seiring berjalannya waktu, gue jadi penasaran sama lo, karena sifat tertutup lo itu, Rel," jelas Adira berusaha menetralkan degup jantungnya yang berdetak sangat kencang. "Dan ... lama kelamaan rasa penasaran itu berubah jadi rasa suka, bahkan rasa cinta."
Darel menatap Adira tak percaya sekalipun bingung. Gadis yang ia kenal cuek juga tak pernah mempedulikan orang lain, menyukai dirinya yang selalu berusaha menarik diri dari keramaian? Aneh!
"Sebelumnya aku ucapin terima kasih, karena kamu udah mau jadi temen baik aku selama aku sekolah di sini. Makasih juga, karena kamu udah mau jujur sama perasaan kamu sendiri," ucap Darel tersenyum. Darel memegang kedua bahu Adira, lalu menatap gadis itu yang juga tengah menatapnya. "tapi maaf, Dir, aku gak bisa balas perasaan kamu."
"Ke–kenapa, kenapa gak bisa, Rel?" tanya Adira berusaha menahan sesak yang memenuhi rongga dadanya. "Apa karena lo udah punya pacar? Dia sahabat lo itu, kan, Rel?"
Darel menggeleng pelan. "Enggak, Dir! Aku sama Keyla murni sahabatan, bahkan aku udah anggap dia kaya adik aku sendiri. Aku sama dia gak pernah libatin perasaan cinta dalam persabahatan kita."
"Kalau bukan itu, terus apa? Apa ada cewek lain, yang udah ngeduluin gue?" tanya Adira terdengar parau.
"Enggak, Adira. Gak ada yang ngeduluin kamu, atau ada yang isi hati aku," ucap Darel lembut.

KAMU SEDANG MEMBACA
SAGAKEYLA (TERBIT)
Teen Fiction(Sudah terbit dan open po di ig @luxurypublisher1) Beberapa part terakhir sudah diunpub Saga Febriano. Pria dingin dan irit bicara, sekalinya berbicara perkataannya bisa menyakiti orang lain. Selalu memakai seragam urak-urakan, tapi penampilan terse...