SAGAKEYLA | 62

2K 84 101
                                    

"Hidup adalah sebuah perjalan, bukan sebuah perlombaan. Maka jalanilah dengan tenang mengikuti kemampuan, bukan mengejar menurut kemauan."

Rava Novemberio Putra

——Happy reading——

"Kamu temenya, Naufal?" tanya Gerry penuh selidik.

"Iya, Om. Saya Keyla, temennya Naufal," jawab Keyla diangguki Gerry.

"Temen atau pacar, nih?" tanya Sintia menggoda, membuat pipi Naufal bersemu malu.

"Cuma temen kok, Tan." Naufal tersenyum datar mendengarnya.

"Silakan duduk, Keyla." Sintia beranjak bangun dari kursi di sebelah brankar. Mempersilakan Keyla untuk menempatinya.

"Makasih, Tante." Keyla menduduki tubuhnya, lalu menatap Naufal. "Sorry, Fal, gue gak bawa apa-apa."

Naufal menggeleng pelan. "Lo udah dateng aja, gue seneng banget."

Keyla tersenyum kecil. "Gimana, keadaan lo?"

"Gak terlalu parah, cuma butuh dirawat beberapa hari di sini," ucap Naufal menatap teduh Keyla. Ia berusaha untuk mendudukkan tubuhnya. "Arghh, sakit!"

"Naufal!"

Keyla menatap Naufal panik, sedangkan Sintia membantunya untuk kembali rebahan.

"Kamu masih sakit, jangan banyak gerak!" tukas Sintia khawatir, membuat Naufal mengelus tangannya.

"Gapapa kok, Ma." Naufal tersenyum tipis, meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja.

"Luka lo, separah itu ya, Fal?" Keyla menatap Naufal khawatir, sekaligus merasa bersalah.

Naufal menatap Keyla. "Enggak kok, Key. Ya, cuma mampu buat gue untuk gak ngapa-ngapain sih, haha."

"Sorry, Fal. Gara-gara gue, lo jadi kaya gini," ucap Keyla pelan.

"Lo gak salah, Key. Ini cuma kesalah pahaman, aja. Lagian, kalau gue ada di posisi Bastian, gue juga bakal ngelakuin hal yang sama," ucap Naufal membuat Keyla menatapnya. "gue tau, Bastian udah anggap lo kaya adiknya sendiri. Terbukti, dari tatapan dia kemarin. Untungnya, Bastian yang hajar gue, bukan Saga. Kalau itu Saga, mungkin gue udah mati sekarang."

Mata Keyla mulai berkaca-kaca. "Sekali lagi, gue minta maaf, Fal."

"Udah gue bilang, lo gak salah!" Naufal menghapus air mata yang meluncur di pipi Keyla. "Banyak orang yang sayang sama lo, peduli sama lo. Lo beruntung, Key!"

"Gue juga sayang sama lo, Key," batin Naufal tersenyum hambar.

"Lo tau gue dirawat di sini, dari siapa?" tanya Naufal saat Keyla sudah tak menangis lagi.

"Kebetulan Darel juga dirawat di sini, terus pas gue mau ke kantin gak sengaja ketemu Bastian di depan," jawab Keyla, membuat Naufal bingung.

"Bastian? Dia di sini?" tanya Naufal tak percaya.

Keyla mengangguk pelan. "Gue udah jelasin semuanya ke dia. Sorry, Fal. Karena gue gak bilang jujur dari awal, lo jadi kaya gini."

"Lo ngomong apa sih, Key?"

"Owh, jadi kamu penyebab Naufal bisa kaya gini?!" tanya Gerry menatap Keyla tajam.

Keyla menundukkan kepalanya. "Ma–maaf, Om. Saya gak bermaksud, buat Naufal kaya gini."

"Kamu–"

"Papa apa-apaan, sih? Ini bukan salah Keyla!" sentak Naufal tak terima.

"Bukan salah dia? Jelas-jelas dia sendiri yang bilang, kalau ini semua salah dia!" ucap Gerry menunjuk Keyla.

SAGAKEYLA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang